Prabowo Sowan ke Megawati Bukan Sekadar Silaturahmi, Pengamat Sebut PDIP Masih Punya Gigi

Di sisi lain situasi ekonomi yang sedang gonjang-ganjing termasuk nilai tukar rupiah yang sempat menembus Rp17 ribu per dolar AS membuat posisi politik Prabowo kian rentan.

Halili menyebut Prabowo butuh jaminan bahwa PDIP tidak akan membuat langkah politik yang memperkeruh keadaan.

“Pertemuan ini bisa dibaca sebagai bentuk pencegahan terhadap potensi resistensi politik dari oposisi,” ujarnya.

Meski secara simbolik Megawati dianggap unggul, Halili menilai Prabowo juga mengambil keuntungan dari pertemuan ini.

Baca Juga: Tidak Setuju dengan Pembangunan Sekolah-Sekolah Unggulan, Irma Suryani  Ungkap Hal yang Dibutuhkan

“Sentimen publik terhadap Prabowo sempat menurun. Beberapa pernyataannya soal petani dan pertemuan dengan jurnalis menuai kritik. Maka, pertemuan dengan Megawati adalah langkah untuk memulihkan citra politiknya,” katanya.

Pertemuan yang digelar diam-diam dan malam hari namun kemudian diumumkan lewat elite Gerindra seperti Sufmi Dasco.

Menurut Halili adalah bagian dari strategi komunikasi politik untuk menciptakan efek kejutan dan memperkuat citra Prabowo sebagai pemimpin yang rendah hati.

Namun ada kekhawatiran lain yang muncul dari pertemuan ini.

Baca Juga: Tidak Setuju dengan Pembangunan Sekolah-Sekolah Unggulan, Irma Suryani  Ungkap Hal yang Dibutuhkan

Halili menyebut dampak jangka panjang yang perlu dicermati adalah melemahnya peran oposisi secara kelembagaan.

“Pertemuan ini berpotensi mereduksi fungsi PDIP sebagai oposisi formal. Padahal kekuasaan perlu terus diawasi,” tegasnya.

Ia pun mengajak masyarakat sipil, media, dan NGO untuk tetap kritis dan mengambil alih peran pengawasan yang mungkin melemah dari sisi partai politik.

“Kalau PDIP masuk ke orbit kekuasaan maka kontrol publik terhadap pemerintah harus digencarkan dari luar sistem,” pungkas Halili.***