Efisiensi Anggaran Bikin Gaduh Banyak Sektor, Guru Besar UI Buka Suara Soal Pemicunya

photo author
- Minggu, 6 April 2025 | 11:25 WIB
Presiden Prabowo Subianto (Tangkap layar youtube Hersubeno Point)
Presiden Prabowo Subianto (Tangkap layar youtube Hersubeno Point)

 

bisnisbandung.com - Efisiensi anggaran yang digencarkan pemerintah belakangan ini menimbulkan pro dan kontra di berbagai sektor.

Meski dianggap sebagai langkah strategis di tengah ketidakpastian ekonomi global, kebijakan ini justru memicu kegaduhan di kalangan aparatur sipil negara (ASN) dan pelaku sektor pelayanan publik.

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Rhenald Kasali, menilai bahwa kebijakan Presiden Prabowo, efisiensi anggaran adalah langkah logis dan penting, terutama saat pendapatan fiskal terbatas.

Baca Juga: Kritik Bukan Ancaman, Adi Prayitno: Justru Tanda Cinta Tanah Air

Kebijakan ini juga sejalan dengan tren global, di mana banyak negara menerapkan efisiensi sebagai respons terhadap tekanan ekonomi.

Namun, menurutnya, pelaksanaan efisiensi di Indonesia menuai kegaduhan karena beberapa faktor utama.

“Tetapi menjadi gaduh karena beberapa hal. Ini gabungan dari beberapa hal, ya. Yang pertama itu adalah karena pemangkasannya terlalu drastic,” tuturnya dilansir dari youtube Metro TV.

 “Yang kedua adalah karena efisiensi ini menjadi gaduh karena merubah kebiasaan. Dan ketidakadilan. Ada rasa ketidakadilan,” terusnya.

Baca Juga: Tersaingi Ojek Online, Ini Jurus Dedi Mulyadi Selamatkan Sopir Angkot

Pemangkasan anggaran dilakukan secara drastis tanpa mempertimbangkan transisi atau kesiapan psikologis dan struktural dari pihak yang terdampak.

 Selain itu, perubahan pola kerja dan pemotongan fasilitas menabrak kenyamanan yang selama ini menjadi bagian dari kebiasaan birokrasi.

Rasa ketidakadilan pun muncul, terutama di kalangan ASN yang selama ini mengandalkan berbagai tunjangan dan kegiatan luar kantor sebagai kompensasi atas gaji pokok yang dinilai tidak memadai.

Baca Juga: Mudik Turun 24%, Tanda Ekonomi Lesu? Ini Kata Adi Prayitno

 Ketika ruang gerak tersebut dipersempit, muncul perasaan terpinggirkan, apalagi jika melihat kontras gaya hidup antara pegawai biasa dan para pimpinan yang tetap menikmati fasilitas premium.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X