Kebebasan Pers Dibungkam oleh Teror? Eep Saefulloh Soroti Peristiwa yang Menimpa Tempo

photo author
- Kamis, 27 Maret 2025 | 10:00 WIB
Eep Saefulloh (Tangkap layar youtube Keep Talking)
Eep Saefulloh (Tangkap layar youtube Keep Talking)

bisnisbandung.com - Kasus teror terhadap kantor redaksi Tempo yang terjadi pada Maret 2025 memicu reaksi keras dari sejumlah tokoh publik, salah satunya pengamat politik Eep Saefulloh Fattah.

Ia menyatakan sikap tegas mendukung Tempo dan menyoroti urgensi kebebasan pers serta kebebasan berbicara dalam sistem demokrasi.

“Dan ini bukan penegasan sikap untuk membela Tempo semata-mata, tetapi ada hal yang lebih besar dan mendasar yang harus kita selalu bela: kebebasan pers, kebebasan berbicara,” ucapnya dilasir dari youtube Keep Talking Indonesia.

Teror yang dialami Tempo berupa pengiriman paket berisi kepala babi dan tikus dengan kondisi mengenaskan dinilai oleh Eep sebagai bentuk ancaman serius terhadap media kritis.

Baca Juga: Parkir Liar di Pasar Cipanas Bikin Resah, Dedi Mulyadi Minta Polisi Turun Tangan

Kejadian ini mengingatkan pada praktik teror yang pernah terjadi di masa Orde Baru, ketika pihak-pihak yang bersikap kritis terhadap kekuasaan kerap menjadi target tekanan dan intimidasi.

Eep mengungkapkan bahwa tindakan teror semacam ini bertujuan menciptakan rasa takut dan menekan kebebasan berbicara.

“Saudara, teror semacam itu jelas sekali tujuannya: menciptakan rasa takut dan membuat orang mundur untuk tidak bersikap kritis,” terangnya.

Baca Juga: Resmi! Indonesia Masuk New Development Bank, Prabowo: Ini Akan Percepat Transformasi Ekonomi

Jika dibiarkan, fenomena ini dapat berdampak buruk pada demokrasi karena menghambat hak masyarakat untuk menyampaikan kritik dan pendapat terhadap kebijakan pemerintah yang tidak layak.

“Dan itu tentu saja akan berdampak amat sangat panjang, besar, serta mendasar terhadap sikap yang harus dibangun dalam menanggapi kebijakan dan langkah pemerintah atau kekuasaan yang tidak layak dan tidak pantas,” lanjutnya.

Lebih jauh, ia menilai bahwa serangan terhadap Tempo bukan hanya ancaman terhadap satu media, melainkan terhadap prinsip kebebasan pers yang menjadi pilar demokrasi.

 Dalam situasi ini, menurutnya, sikap kritis media seperti Tempo dan Bocor Alus memiliki peran vital dalam menjaga keseimbangan kekuasaan dan membela hak-hak rakyat.***

Baca Juga: Jokowi Disebut Bisa Hancurkan PDI-P, Ikrar Nusa Bhakti Ingatkan Bahaya Cawe-Cawe Politik

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X