bisnisbandung.com - Pengamat politik Ray Rangkuti menyoroti bahwa praktik korupsi di Indonesia umumnya tidak dilakukan secara individu, melainkan melibatkan jaringan komplotan yang luas.
Dengan sembilan orang yang telah ditahan oleh pihak berwenang terkait skandal pengoplosan BBM dengan dugaan kerugian hingga 1 Kuadriliun, ia menegaskan bahwa kasus ini mencerminkan pola korupsi berjamaah yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Ray Rangkuti mempertanyakan tujuan di balik akumulasi dana yang begitu besar oleh para pelaku.
“Kalau kita lacak dari soal uangnya 1.000 triliun. Kita potong saja, 1.000 triliun itu dibagi ke sembilan orang ini, artinya setiap orang mendapatkan sekitar 110 triliun,” ujarnya dilansir Bisnis Bandung dari youtube Official Inews.
Baca Juga: Jokowi Disebut Halangi Pengusutan Mafia Migas, Rudi S. Kamri: Ada Rekam Jejaknya!
“Pertanyaannya, buat apa uang sebanyak itu bagi mereka? Saya kira, uang 1 triliun saja sudah luar biasa besar bagi seseorang,” sambungnya.
Angka tersebut dinilai tidak masuk akal jika hanya untuk kepentingan pribadi, terutama karena mereka bukan politisi yang membutuhkan dana besar untuk membiayai partai atau kampanye politik.
Lebih lanjut, Ray Rangkuti mengaitkan kasus ini dengan tren yang terjadi dalam dunia politik Indonesia.
Baca Juga: Terima Kasih Band Sukatani, Irjen Pol (Purn.) Aryanto Sutadi: Ini Warning untuk Polisi!
Setiap kali menjelang pemilu, dugaan korupsi besar kerap muncul, seperti yang pernah terjadi dalam kasus Bank Century maupun skandal lainnya sebelum tahun politik.
“Kalau kita lihat, yah, lagi-lagi pola umumnya itu selalu bersentuhan dengan politik,” ucapnya.
“Nah, politik ini membutuhkan uang besar, dan uang besar itu didapat dari mereka yang bekerja di kelompok-kelompok profesional. Dengan cara seperti itu, politik mengalir, mereka bisa didiamkan,” lugas Ray Rangkuti.
Hal ini menimbulkan dugaan bahwa dana yang dikorupsi dalam sektor migas juga berpotensi mengalir untuk kepentingan politik tertentu.
Baca Juga: Musisi Didi Riyadi Bela Band Sukatani, Kalau Tersinggung, Berarti Benar!
Artikel Terkait
Kisruh Korupsi di Pertamina Tanggung Jawab Menteri BUMN dan Presiden, Ungkap Henri Subiakto
Ahok Siap Bersaksi di Kasus Korupsi Pertamina, Adi Prayitno: Ini Momen yang Pas!
Liga Korupsi Indonesia, Rudi S Kamri Beberkan Jawaranya Tahun Ini
Aulia Postiera Ungkap Skandal Korupsi Pertamina, Pertalite yang Dioplos Jadi Pertamax
Sistem Anti-Korupsi Pertamina Dinilai Gagal Total, Eks KPK Desak Tindakan Nyata
Korupsi Lima Tahun? Ahli Konversi ITB: Mekanisme Pengawasan BBM Ketat, Masa Tidak Ada yang Ketahuan