Disertasi Doktor Oplosan! Rudi S Kamri: Malu Gak Bahlil?

"Lha terus piye? Ini sudah bukan sekadar urusan akademik tapi juga menyangkut tata kelola pemerintahan. Kalau sudah terbukti curang masih pantas jadi menteri?" cetus Rudi S Kamri.

Ia juga menyindir bahwa kondisi ini menambah daftar panjang kegaduhan yang dibuat Bahlil.

Sebelumnya kebijakan gas melon yang ia canangkan juga menuai kontroversi dan bahkan dikaitkan dengan insiden yang menelan korban jiwa.

Polemik ini pun berujung pada tuntutan publik agar Bahlil menunjukkan sikap ksatria.

Baca Juga: Jaksa Suap dan Gratifikasi! Jhon Sitorus: Bagaimana Kejaksaan Bisa Dipercaya?

Banyak pihak mendesaknya untuk mundur dari jabatan menteri sebagai bentuk pertanggungjawaban moral.

"Kalau saya jadi Bahlil saya mundur! Ini bukan soal gengsi tapi integritas. Sudah jelas-jelas terbukti bermasalah masak masih bertahan?" lanjut Rudi S Kamri.

Ia bahkan menilai bahwa jika Bahlil memilih mundur bisa jadi citranya di mata publik justru akan membaik.

Tak hanya Bahlil yang disorot, Presiden Prabowo Subianto juga didesak untuk mengambil tindakan tegas.

Baca Juga: Harga BBM di Shell Naik? Jhon Sitorus Sentil Pertamina: Malah Makin Ditinggal

Menurut Rudi S Kamri jika tidak ada koreksi terhadap status akademik Bahlil dalam SK Presiden maka publik bisa kehilangan kepercayaan terhadap kabinet yang baru terbentuk ini.

"Pak Prabowo harus tegas. Jangan sampai kabinet ini terus disorot negatif. Masih banyak orang yang lebih layak untuk posisi Menteri ESDM," tegasnya.

UI sendiri tidak hanya membatalkan disertasi Bahlil tetapi juga membekukan Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) tempat Bahlil menempuh program doktornya.

Langkah ini semakin mempertegas bahwa ada kesalahan serius dalam proses akademik yang terjadi.

Baca Juga: Kisruh Korupsi di Pertamina Tanggung Jawab Menteri BUMN dan Presiden, Ungkap Henri Subiakto