Di sisi lain, maskapai nasional seperti Garuda Indonesia hanya mampu menghasilkan USD 1,04 miliar dari penumpang asing yang menggunakan jasa mereka.
Selain jasa transportasi ada satu sektor yang memiliki hubungan erat yakni jasa perjalanan atau traveling.
Data menunjukkan bahwa Indonesia masih mengalami surplus di sektor ini.
Pada 2024 Indonesia menerima USD 16,71 miliar dari belanja wisatawan asing di dalam negeri.
Namu, masyarakat Indonesia juga membelanjakan USD 13,46 miliar saat bepergian ke luar negeri.
Baca Juga: Ade Armando Sindir Tempo: Tuduhan Otoritarianisme Prabowo Tidak Berdasar
Awalil Rizky menegaskan bahwa penguatan industri transportasi terutama penerbangan menjadi kunci utama dalam meningkatkan neraca jasa.
Jika maskapai nasional lebih banyak digunakan oleh penumpang asing, maka pemasukan dari sektor ini bisa meningkat drastis.
"Selain itu daya saing industri perkapalan juga perlu diperbaiki agar ekspor dan impor tidak terlalu bergantung pada layanan asing," tutupnya.***
Artikel Terkait
Keuangan Digital Mampu Dongkrak Ekonomi, Awalil Rizky: Seandainya E-KTP Tak Dikorupsi
Resmi! Muhammadiyah Umumkan 1 Ramadhan 1446 H Jatuh pada 1 Maret 2025
Mahfud MD Bongkar Kasus Band Sukatani, Kritik Itu Sah!
Kepala Desa Bogor Wiwin Balik Melawan Saat Ditegur Dedi Mulyadi soal Gaya Hedon!
Viral! kepala desa Wiwin Bawa Nasi Bingkisan, Begini Penjelasannya Saat Ditegur Dedi Mulyadi
Bahlil Soal BBM Blending, Sah-Sah Saja Asal Sesuai Atura