Pernyataan ini secara tidak langsung menyindir Jokowi yang dinilai terlalu banyak campur tangan, terutama dalam proses politik dan pemilihan pemimpin baru.
Rocky Gerung menyebut bahwa publik sudah memiliki kesimpulan sendiri bahwa sosok yang selama ini "cawe-cawe" adalah Jokowi.
"Kalau SBY bilang dia nggak cawe-cawe maka pertanyaannya: siapa yang cawe-cawe? Publik tahu jawabannya," ujar Rocky Gerung.
Baca Juga: Ichsanuddin Noorsy Ungkap Korupsi BBM Dibongkar Agar Presiden Prabowo Tidak diklaim Omon-Omon
Selain itu Rocky Gerung juga menyinggung soal penurunan rating investasi Indonesia oleh lembaga pemeringkat dunia.
Hal ini menandakan bahwa investor global masih melihat banyak ketidakpastian dalam kebijakan pemerintah.
Ia juga menyoroti pembentukan super holding Danantara yang dinilai masih memiliki sistem pengawasan yang lemah.
"Indonesia disebut akan jadi kekuatan ekonomi global tapi di saat yang sama rating investasi kita turun. Ini kontradiksi yang harus dijelaskan," katanya.
Baca Juga: Strategi Mafia Migas Menipu Konsumen dan Merugikan Negara, Analisis Alifurrahman
Rocky Gerung juga menyoroti posisi Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil presiden terpilih dan bagaimana Partai Demokrat mengingatkan kembali bahwa mereka pernah "diacak-acak" oleh pihak yang dekat dengan Jokowi.
Menurutnya politik Indonesia saat ini masih diwarnai dengan kepentingan oligarki dan upaya mempertahankan pengaruh tertentu.
"AHY mengingatkan bahwa partainya pernah mau diambil alih oleh orang dekat Jokowi. Tanpa menyebut nama publik sudah tahu siapa yang dimaksud," pungkas Rocky Gerung.***
Artikel Terkait
SMAN 6 Depok Klarifikasi Surat Edaran Study Tour Bukan Aturan Mengikat, Dedi Mulyadi Beri Penjelasan
Dampak Larangan Retret, Zulfan Lindan: Kepala Daerah PDIP Bisa Kesulitan!
Empat Petinggi Jadi Tersangka Korupsi Minyak, Pertamina: Kami Hormati Proses Hukum
PDIP Ikut Retreat Magelang, Rocky Gerung: Strategi Megawati Hadapi Manuver Jokowi
Menuju 2029, Selamat Ginting Bedah Pertarungan Politik Prabowo
Isu Pertamax Oplosan Merebak, Begini Klarifikasi Resmi Pertamina