Salah satunya adalah kurangnya perencanaan anggaran yang menyebabkan defisit dan kesulitan pembiayaan berbagai program yang direncanakan Prabowo.
Selain pujian untuk Jokowi, Prabowo juga menyampaikan penghormatan kepada Megawati Soekarnoputri meskipun Ketua Umum PDIP itu tidak hadir dalam acara HUT Gerindra.
PDIP hanya mengirimkan dua perwakilan yakni Olly Dondokambey dan Said Abdullah.
Hal ini memunculkan spekulasi mengenai hubungan antara Prabowo dan PDIP ke depan.
Baca Juga: Desain Ulang IKN, Rudi S Kamri: Bukti Ambisi Jokowi yang Berantakan?
"Ada yang beranggapan bahwa PDIP masih menggantung sikapnya terhadap Prabowo. Megawati seolah ingin melihat lebih jauh bagaimana langkah politik Prabowo sebelum mengambil keputusan lebih lanjut," ujar Rocky Gerung.
Yang menarik di saat Prabowo meneriakkan "Hidup Jokowi!" berbagai sudut kota di Indonesia justru dihiasi dengan poster-poster "Adili Jokowi!".
Kontradiksi ini menunjukkan adanya perbedaan persepsi yang tajam antara elite politik dan masyarakat.
"Publik melihat seruan Prabowo sebagai upaya untuk meredam kritik terhadap Jokowi. Namun pada saat yang sama masyarakat masih memiliki tuntutan yang belum terpenuhi termasuk soal keadilan dalam pemerintahan sebelumnya," kata Rocky Gerung.***
Artikel Terkait
PHK Tenaga Honorer & Efisiensi Anggaran, Sri Mulyani Bongkar Faktanya
Misteri Raja-Raja Kecil di Kabinet Prabowo, Rudi S Kamri: Gibran, Menteri, atau Ketua Partai?
Jokowi Layak Diadili? Sudirman Said Kupas Tuntas Kontroversinya
Mohamad Sobary: "Adili Jokowi" Bukan Gerakan Politik Tapi Suara Hati Rakyat
Paradoks Pemerintahan Prabowo, Ray Rangkuti: Rakyat Jadi Korban Efisiensi Anggaran
Polemik Dana PIP, Dedi Mulyadi Ingatkan PGRI Karawang untuk Tak Berdemo