Salah satu poin yang mendapat sorotan tajam adalah rencana studi banding ke Turki, India, dan Mesir.
Rudi mempertanyakan relevansi negara-negara tersebut sebagai tujuan studi banding, mengingat ketiganya tidak memiliki pengalaman dalam memindahkan ibu kota negara.
Ia menganggap keputusan ini tidak efektif dan justru menambah biaya yang seharusnya bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain.
Baca Juga: PHK Tenaga Honorer & Efisiensi Anggaran, Sri Mulyani Bongkar Faktanya
Menurut Rudi, ada banyak negara yang lebih relevan dijadikan contoh, seperti Australia dengan Canberra, Brasil dengan Brasília, atau Malaysia dengan Putrajaya.
Negara-negara tersebut memiliki pengalaman konkret dalam memindahkan pusat pemerintahan atau ibu kota secara bertahap dan terencana.
“Biaya studi banding mahal, Pak. Buat apa sih studi banding? Saya berpikir kalau Pak Basuki Hadimuljono dan teman-teman dari IKN itu browsing di Google saja, gampang,” lugas Rudi S Kamri.***
Baca Juga: Presiden Ungkap ke Dunia bahwa Korupsi Mengkhawatirkan, Jhon Sitorus: Beban Berat dari Jokowi
Artikel Terkait
Blak-blakan Adi Prayitno: Nasib IKN Kini Wassalam!
Uang Pajak Kita Terbuang Sia-Sia, Achmad Nur Hidayat: IKN Dapat Triliunan Tapi Subsidi Gas Elpiji untuk Rakyat Dipersoalkan
IKN Jadi Sarang Jangkrik, Hendri Satrio: Masyarakat Desak Jokowi Diadili!
Alasan Tersembunyi Jokowi Pindahkan Ibu Kota ke IKN, Dr. Tifa Ungkap Fakta Mengejutkan!
IKN dan Rencana Tersembunyi, Dr. Tifa Sebut Pulau Jawa Akan Dikosongkan
IKN Jadi Batu Sandungan! Rocky Gerung: Prabowo Dihadapkan Dilema antara Jokowi dan APBN