"Yang mau mengadu domba pasti punya kepentingan. Kepentingan apa? Ya berebut sumber daya alam, berebut akses ekonomi, berebut anggaran, berebut APBN, dan sebagainya. Ini bukan kompetisi kecil, ini soal kekuasaan besar," jelasnya.
Adian Napitupulu juga menyinggung soal posisi Jokowi pasca-pemerintahannya berakhir.
Ia menekankan bahwa secara politik Jokowi tidak memiliki perwakilan di parlemen sehingga sulit baginya untuk tetap memiliki pengaruh kuat di pemerintahan baru.
"Dalam ketatanegaraan kita yang harus duduk dalam urusan anggaran adalah fraksi-fraksi di DPR seperti PDI Perjuangan, Golkar, PKB. Ada fraksi Jokowi? Nggak ada. Jadi kalau ada yang bilang ini soal memisahkan Jokowi dan Prabowo, itu nggak benar. Ini fakta politik," kata Adian Napitupulu.
Baca Juga: Dedek Prayudi, Politisi PSI: Efisiensi Anggaran Demi Manfaat Lebih Besar untuk Rakyat
Adian Napitupulu berharap ke depan pidato Prabowo lebih fokus pada langkah konkret dalam menyelesaikan persoalan bangsa terutama dalam sektor ekonomi dan birokrasi.
Menurutnya rakyat lebih membutuhkan kepastian dan solusi daripada narasi yang justru membuat kegelisahan semakin meluas.***
Artikel Terkait
Jimly Asshiddiqie Ingatkan Bahaya Oligarki dan Totalitarianisme Baru
Kang Sobary Bongkar! Siapa Sutradara di Balik Hilangnya Gas LPG 3 kg
Pangkas Anggaran Besar-Besaran, Rudi S Kamri: Tapi Kenapa Polisi Tak Kena?
Kang Sobary Bongkar Manuver Jokowi Pasca-Lengser, Ada Agenda Tersembunyi
Kabinet Prabowo Super Gemuk dan Deddy Corbuzier Jadi Stafsus, Rudi S Kamri: Di Mana Efisiensinya?
Kabinet Gemuk Prabowo, Dr. Tifa: Strategi Jitu atau Beban Berat?