Bisnisbandung.com - Said Didu mengkritik kebijakan era Presiden Jokowi yang menyerahkan pengelolaan tambang di Morowali kepada perusahaan China.
Menurut Said Didu langkah ini tidak meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat malah memperburuk kondisi ekonomi mereka.
Dikutip dari youtubenya dalam kunjungannya ke Morowali, Said Didu menyatakan bahwa wilayah pertambangan di Bohodopi yang diserahkan kepada China tidak memberikan manfaat signifikan bagi warga lokal.
Baca Juga: Tips Memilih Sepatu Sport Untuk Lari yang Benar
Said Didu membandingkan kondisi desa yang dikunjunginya 10 tahun lalu dengan sekarang dan menemukan penurunan kualitas hidup.
Atap rumah yang berkarat dan jalan berlubang menjadi pemandangan umum meskipun sumber daya alam Morowali telah dieksploitasi dengan nilai mencapai ribuan triliun rupiah.
"Pertambangan yang ada di Morowali tidak menambah kesejahteraan rakyat malah menambah kemiskinan rakyat. Fakta ini saya lihat sendiri," ujar Said Didu.
Ia juga menyoroti minimnya pertumbuhan ekonomi yang dirasakan masyarakat setempat.
Tidak ada merek-merek terkenal atau fasilitas umum yang mencerminkan peningkatan ekonomi di daerah tersebut.
Baca Juga: Ikrar Nusa Bhakti Soroti Wacana Reshuffle Kabinet di Pemerintahan Prabowo
"Tidak ada pertumbuhan ekonomi yang digembar-gemborkan. Morowali ini ibukotanya saya sudah lihat itu jauh lebih maju wilayah yang tidak ada tambangnya dibanding Morowali," tambahnya.
Said Didu menegaskan bahwa kebijakan yang mengundang investor asing dengan memberikan berbagai fasilitas seperti izin tenaga kerja asing dan penggunaan alat produksi dari China tidak memberikan dampak positif bagi masyarakat lokal.
Ia berharap Presiden Prabowo Subianto dapat mengevaluasi dan menertibkan izin-izin tambang yang ada di Morowali untuk menyelamatkan daerah tersebut dari kemiskinan yang semakin parah.
"Saya berharap Pak Prabowo untuk penertiban tambang, jadikanlah Morowali sebagai prioritas pertama karena ini kasusnya sangat menarik karena terkait dengan asing dan seluruh aparat yang terlibat," pungkasnya.
Baca Juga: Hendri Satrio Kritik Banjir di Bandara dan IKN akan Memperburuk Citra Indonesia
Artikel Terkait
Pak PIP Kami Dipotong Rp 250 Ribu! Curhatan Siswa ke Dedi Mulyadi
Bantuan PIP Tak Tepat Sasaran? Dedi Mulyadi: Kok Anak Dokter & ASN Dapat
Tak Ada Lagi Study Tour dan Renang Berbayar di Sekolah! Dedi Mulyadi: Jangan Jadi Ladang Bisnis
Lukisan Bunda Maria Berkebaya Merah, Hadiah Megawati untuk Paus Fransiskus
Viral Poster "Adili Jokowi", Rocky Gerung: Ekspresi Publik yang Wajar
IKN Lebih Cepat Masuk ke "Kuburan Sejarah" Sindir Amien Rais