Ia mempertanyakan bagaimana mungkin tanah di bawah laut dapat memiliki hak guna bangunan (HGB) sepanjang 30 km tanpa kejelasan pelaku dan prosedurnya.
Dalam bidang diplomasi, Feri Amsari mengakui bahwa kemampuan Presiden Prabowo dalam berbahasa Inggris sangat baik.
Namun, ia menyoroti beberapa langkah diplomasi yang justru menimbulkan kontroversi, seperti pernyataan mengenai batas wilayah dengan Cina yang sempat menuai polemik.
“Di awal-awal 100 hari ini, bahkan Presiden terpeleset di kasus Cina dengan tendas lainnya. Dia salah, membuat kehebohan, sampai harus diperbaiki,” terangnya.
Baca Juga: Hashim Djojohadikusumo Singgung Soal Penembakan di Malaysia: Jangan-Jangan Sengaja Ya?
Selain itu, ketidakhadiran dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Malaysia tanpa alasan yang jelas juga menjadi sorotan.
Pidato-pidato Presiden Prabowo turut menjadi perhatian Feri Amsari. Ia menilai beberapa pernyataan yang disampaikan terkesan berlebihan dan tidak memiliki dasar kebijakan yang konkret, seperti wacana mengejar koruptor hingga ke Antarktika.
Pernyataan lain yang menuai kritik adalah anggapan bahwa kelapa sawit adalah bagian dari hutan, yang dinilai mencurigakan mengingat latar belakang bisnis keluarga Presiden di sektor sawit.***
Baca Juga: Ironi! Kasus eFishery Berpotensi Menutup Rezeki Petani dan Peternak Ikan
Artikel Terkait
100 Hari Kabinet Prabowo, Andrinof Chaniago: Layak Dinilai atau Terlalu Dini?
Prabowo di Mata Adi Prayitno, Humor Politik yang Menggetarkan Arena
Faizal Assegaf: Genk Solo di Kabinet, Hambatan Bagi Prabowo dalam Mewujudkan Visi
Irma Suryani: Jokowi "Virus" yang Harus Diakhiri dalam Pemerintahan Prabowo!
Jokowi Cemas Prabowo dan Megawati Bertemu? Hendri Satrio: Ini Bisa Berpengaruh Besar!
Banyak Program Konyol, Hashim Ungkap Telah Dipangkas Prabowo sampai Tingkat Kesembilan