Bisnisbandung.com - Politikus senior Panda Nababan menegaskan bahwa rakyat Indonesia saat ini sudah semakin cerdas dalam menilai situasi politik.
Panda Nababan menyoroti bagaimana tekanan politik terhadap PDIP terutama dalam kasus yang menimpa Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto bukanlah hal baru.
Dalam youtube Keadilan TV, Panda Nababan mengingatkan bahwa tekanan terhadap PDIP bukan pertama kali terjadi.
Baca Juga: Strategi UMKM Bisa Naik Kelas, Branding atau Selling, Kapan Harus Dilakukan?
Panda Nababan menjelaskan "Dari dulu PDIP sudah biasa ditekan dari zaman Orde Baru, zaman Reformasi, hingga sekarang. Tapi rakyat tahu siapa yang jujur dan siapa yang berbohong."
"Jangan enteng dalam berbohong karena rakyat kita sudah pintar!" ujar Panda Nababan.
Ia membandingkan kasus hukum Hasto dengan kejadian di era 1990-an saat Sekjen PDIP kala itu,Alexander Litaay sempat mengalami penculikan.
Menurutnya PDIP selalu menghadapi tekanan namun justru semakin solid dan kuat.
Baca Juga: Ribuan Anak di Gaza Kritis, Dokter Relawan Desak Israel Tepati Perjanjian Genjatan Senjata
"Mega selalu bilang ke kader kalau mau jadi pemimpin sejati turun ke akar rumput! Jangan takut ditekan justru kita semakin kuat," kata Panda Nababan.
Terkait perayaan HUT ke-52 PDIP yang dilakukan di daerah pemilihan masing-masing bukan di DPP, Panda Nababan menyebut hal itu sebagai strategi untuk semakin dekat dengan rakyat.
"Justru dengan tekanan ini kita berinovasi. Rakyat melihat bahwa PDIP tidak terpengaruh dan tetap bekerja untuk mereka," imbuhnya.
Panda Nababan juga menyoroti hubungan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi yang makin merenggang.
Ia menilai perubahan sikap Jokowi terhadap PDIP khususnya pasca deklarasi Ganjar Pranowo di Batu Tulis menjadi pemicu utama ketegangan.
Baca Juga: Serangan Terbaru Israel ke Hizbullah di Wilayah Lebanon, Perjanjian Genjatan Senjata Diabaikan
Artikel Terkait
Jokowi Terus Cawe-Cawe, Ray Rangkuti: Sampai Kiamat?
Donald Trump vs Kebijakan Global, Yanuar Rizky: Indonesia Harus Pasang Strategi Jitu!
Gubernur Jabar Terpilih Dedi Mulyadi Tegur Bupati Tasikmalaya Soal Anggaran, Harus Tepat Sasaran!
Lihat Beda Jokowi dan Prabowo, Adi Prayitno: Satu Borong Buku Satu Jarang Pergi Ke Luar Negeri
100 Hari Kabinet Prabowo, Andrinof Chaniago: Layak Dinilai atau Terlalu Dini?
Rektor UNJ Berhentikan Ubedillah Badrun, Rocky Gerung: Ada Tekanan Politik Jokowi?