Survei Litbang Kompas meskipun dianggap representatif secara statistik sering dipertanyakan karena melibatkan responden yang tidak selalu memiliki pengetahuan mendalam soal politik.
Di sisi lain survei Celios yang fokus pada pendapat ahli juga tidak bisa digeneralisasi sebagai representasi masyarakat luas.
"Pendapat ahli itu penting tetapi tidak selalu mencerminkan suara rakyat secara keseluruhan," kata Adi Prayitno.
Baca Juga: Pagar Laut Tanggerang Baru Terbongkar 18,7 km, Brigjen TNI Harry Indarto ungkap Kendala Utama
Menurut Adi Prayitno hasil survei ini mencerminkan pembelahan preferensi politik di masyarakat.
Mereka yang mendukung Prabowo-Gibran cenderung menggunakan survei Litbang Kompas sebagai rujukan sementara pihak yang kritis terhadap pemerintahan memilih survei Celios.
"Kalau Anda pro pemerintah pasti survei Kompas jadi acuan. Tapi kalau Anda oposisi survei Celios bisa jadi pegangan," tambah Adi Prayitno.
Baca Juga: Mahfud MD Ungkap Pemilik Sertifikat Ilegal HGB Harus Dipidanakan: Tidak Hanya Dibatalkan
Menutup analisanya Adi Prayitno mengajak masyarakat untuk memaknai politik dengan lebih santai.
"Perbedaan itu wajar yang penting jangan ribut. Maknai politik itu rileks-rileks saja. Salam politik syaiun-syaiun," tutupnya.***
Artikel Terkait
Jangan Main Sembrono Kita Nggak Bodoh!, Said Didu Soroti Reklamasi Laut
Demo Tambang Ilegal di Subang, Dedi Mulyadi dan Rey: Tegaskan Komitmen untuk Warga Lokal
Mahfud Md Sindir Titiek Soeharto, Tahu Salah Itu Gak Perlu 20 Hari!
Kontras Prabowo dan Jokowi, Rocky Gerung: Diplomasi Dunia vs Touring Motor Gede
Dugaan Korupsi Jokowi Terungkap, Ini yang Dikatakan Ikrar Nusa Bhakti
Jokowi di Gorong-Gorong dan Prabowo di Toko Buku, Rocky Gerung ungkap Perbedaan Gaya Kepemimpinan