Angka Kepuasan Publik Melonjak, Ray Rangkuti: Tapi Apa Harga yang Harus Dibayar

photo author
- Sabtu, 25 Januari 2025 | 15:15 WIB
Ray Rangkuti (dok youtube Frugal Politik)
Ray Rangkuti (dok youtube Frugal Politik)

Dengan angka kepuasan yang tinggi para pemimpin negara seolah merasa tidak perlu lagi memperbaiki sistem atau menyelesaikan masalah yang lebih mendalam.

Ia menyoroti bahwa perhatian terhadap isu-isu jangka panjang seperti pembangunan riset dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan menjadi semakin terpinggirkan.

Lebih lanjut Ray Rangkuti menyebutkan meskipun ada kenaikan gaji buruh dan PNS hal tersebut tidak cukup untuk menyelesaikan ketimpangan sosial dan ekonomi yang ada.

Ketika sebagian besar penduduk menggantungkan hidup pada bantuan sosial sektor swasta dan kelas menengah semakin terpuruk.

Baca Juga: Survei Litbang Kompas Dipersoalkan, Saiful Mujani Kritik Evaluasi Pemerintah Harusnya dari Para Ahli

"Tidak ada industri yang berkembang, tidak ada upaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang berkelanjutan sehingga banyak orang terjebak dalam sektor informal yang tidak menjanjikan," tegasnya.

Dalam pandangan Ray Rangkuti yang lebih berbahaya adalah ketidakmampuan pemerintah untuk berpikir jangka panjang.

Ia khawatir jika pola kebijakan populis terus dipertahankan generasi mendatang akan mewarisi negara yang semakin hancur.

Sumber daya alam yang semakin terkuras penegakan hukum yang lemah serta ketimpangan sosial yang kian lebar akan menjadi warisan yang lebih buruk daripada sekadar angka kepuasan yang tinggi.

Baca Juga: Survei Litbang Kompas Dipersoalkan, Saiful Mujani Kritik Evaluasi Pemerintah Harusnya dari Para Ahli

"Apakah dengan 80% kepuasan publik ini kita bisa mengabaikan masa depan bangsa?" ujar Rangkuti.

Ia menekankan bahwa rakyat harus lebih kritis dan tidak hanya puas dengan program-program yang memberikan kenyamanan sementara tanpa melihat dampak jangka panjang yang jauh lebih penting.

Bagi Ray Rangkuti masa depan bangsa Indonesia tergantung pada kebijakan yang berfokus pada pembangunan yang berkelanjutan penguatan demokrasi, dan penegakan hukum yang tegas.

Menurutnya hanya dengan memperbaiki sistem dan menciptakan lapangan kerja yang lebih baik Indonesia bisa menghindari stagnasi dan mencapainya sebagai negara maju di masa depan.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X