Namun sejumlah kalangan mengkhawatirkan bahwa pertemuan ini bisa melemahkan demokrasi jika PDIP sepenuhnya mendukung pemerintah tanpa kritik.
Ikrar Nusa Bhakti menegaskan pentingnya peran PDIP sebagai partai di luar pemerintahan yang tetap kritis namun konstruktif.
Ikrar Nusa Bhakti optimis PDIP akan menjaga keseimbangan sebagai mitra strategis pemerintah tanpa kehilangan sikap kritisnya.
"Demokrasi membutuhkan oposisi yang sehat untuk memberikan masukan dan kontrol terhadap kekuasaan. Kritik dari PDIP akan lebih bermakna jika disertai dengan rekomendasi kebijakan yang membangun," tuturnya.
Dalam konteks yang lebih luas Ikrar Nusa Bhakti membandingkan diplomasi nasi goreng ini dengan diplomasi internasional seperti "pingpong diplomacy" antara Amerika Serikat dan Tiongkok pada 1960-an.
"Diplomasi semacam ini meski tampak sederhana dapat menciptakan dampak besar bagi hubungan antarnegara atau antartokoh politik," tutupnya.***
Artikel Terkait
Gawat! Rocky Gerung Ungkap Anggaran Makan Siang Gratis Hanya Bertahan Sampai Juni 2025
Pelajaran untuk Jokowi, Feri Amsari: Konstitusi Tetap Memberi Ruang Meski Sering Dilukai
Adi Prayitno: Akankah Ormas Baru Anies Menjadi Mesin Politik yang Kuat di 2029?
Banyak Kandidat, Apakah Pilpres 2029 Akan Lebih Sehat? Analisis Eep Saefulloh Fatah
Koalisi atau Kompetisi? Budi Adiputro Menelusuri Jalan Bersama Jokowi dan Prabowo
Gibran Terancam Dibuang? Refly Harun Prediksi Megawati dan Prabowo Bersatu!