Langkah ini disebut sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk menjaga stabilitas dan kehormatan partai.
Megawati menekankan bahwa kepemimpinan partai harus dilandasi pada kesatuan antara kata, perbuatan, etika, moral, dan hati nurani.
“Apa sulitnya mengambil pijakan kita mengetahui adanya hukum alam atas kuasa Allah SWT? Semua memiliki hak yang sama untuk mendapatkan keadilan di atas kebenaran,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa setiap keputusan yang diambil harus berlandaskan pada keadilan yang hakiki, tanpa membedakan status sosial, ekonomi, maupun kekuasaan.
Baca Juga: Dokter Tifa Soroti Donald Trump yang Menyatakan Perang dengan WHO, Singgung Kaki Tangan Global
Pesan ini menurut Megawati adalah esensi dari perjuangan partai yang ia pimpin.
Ultimatum ini menuai beragam respons dari publik dan kader partai.
Sebagian mendukung langkah tegas Megawati sebagai upaya menjaga integritas partai sementara yang lain menganggap pendekatan ini terlalu keras.
Namun bagi Megawati langkah ini adalah bagian dari tanggung jawab besar yang diembannya sebagai pemimpin.
“Ini bukan soal semau-maunya Ibu Mega tetapi karena saya memiliki tanggung jawab atas mandat yang telah diberikan,” pungkasnya.***
Artikel Terkait
Bermasalah di Era Prabowo, Rocky Gerung Bongkar Masalah APBN Warisan Jokowi
Ogah Masuk KIM, Megawati Sindir Juga Ada yang Mengincar Kursi Ketua Umum PDIP
Tuduhan Bung Karno Lindungi PKI Dicabut, Megawati: Terima Kasih untuk Prabowo dan MPR
Kasus Hasto Dibahas di HUT PDI Perjuangan, Megawati Sebut KPK 'Kurang Kerjaan'
Luhut Tegaskan Indonesia Tak Perlu Berpihak, Keanggotaan BRICS Jadi Peluang Ekonomi
Effendi Simbolon Soroti Kepemimpinan PDIP, Adi Prayitno: Desakan Mundur Megawati dan Isu Regenerasi PDIP Makin Memanas