Ketika figur tertentu dipuja secara berlebihan, nilai-nilai demokrasi seperti supremasi sipil dan cita-cita reformasi bisa terganggu.
Praktik pemujaan semacam ini menciptakan kondisi di mana pemimpin yang awalnya terpilih secara demokratis dapat memanfaatkan kekuasaannya untuk mengonsolidasikan otoritas dan mematikan fungsi demokrasi.
Hal ini, kata Islah Bahrawi, adalah ancaman serius bagi masa depan demokrasi di Indonesia dan di mana pun.
“Fakta seterang apapun tidak akan dijangkau akal sehat. ‘Cult worship’ dengan segala tujuannya adalah hipnotis yang membuat orang secara sengaja membunuh logikanya sendiri,” tegas Islah Bahrawi.***
Baca Juga: Ade Armando Bongkar Kabar Bohong, Jokowi Tidak Masuk Daftar Pemimpin Terkorup versi OCCRP
Artikel Terkait
Ade Armando Bongkar Kabar Bohong, Jokowi Tidak Masuk Daftar Pemimpin Terkorup versi OCCRP
Jokowi Jadi Pemimpin Terkorup di Dunia, Rocky Gerung: Peternakan Buzzer Muliono Bergolak!
Mahfud MD Ungkap Alasan Kritik kepada Jokowi Setelah Mundur dari Kabinet
Mochammad Jasin Eks Komisioner KPK Desak Jokowi Diperiksa Terkait Nominasi Pemimpin Terkorup
Dokumen Rahasia Hasto di Prof Connie, Abraham Samad: Benarkah Ada Kaitan dengan Aib Keluarga Jokowi?
Era Baru Dimulai! Rocky Gerung: Presidential Threshold Nol Persen, Dinasti Jokowi Tamat