Menurutnya BI merasa terpaksa memberikan dana CSR untuk menghindari tekanan politik dari DPR.
"Ini yang kita sebut sebagai konflik kepentingan. DPR memberikan sinyal politik, BI merasa tidak enak atau takut. Akhirnya dana CSR menjadi alat untuk menjaga hubungan baik," ujarnya.
Praktik semacam ini lanjut Rocky Gerung menunjukkan adanya "corruptive mind" di kedua lembaga.
Hal ini mencoreng independensi BI sebagai lembaga negara dan menimbulkan keraguan terhadap integritas DPR.
Baca Juga: Sista dan Bro, Ini Dia Ide Acara Tahun Baru Yang Seru, Mana Yang Kamu Pilih?
Kasus ini juga berpotensi memengaruhi stabilitas ekonomi.
Rocky Gerung mengingatkan bahwa skandal yang melibatkan BI dapat melemahkan kepercayaan investor dan memicu ketidakstabilan pasar keuangan.
"Bayangkan jika KPK menggeledah kantor Gubernur BI, itu setara dengan aparat anti-korupsi menggeledah Federal Reserve di AS. Dampaknya akan besar baik secara ekonomi maupun politik," kata Rocky Gerung.
Selain itu Rocky Gerung mengaitkan kasus ini dengan dinamika politik nasional.
Ia memperingatkan bahwa jika pemerintahan Prabowo gagal menangani skandal ini dengan tegas posisinya dapat terancam.
Baca Juga: 5 Exchange Crypto yang Menyediakan Trading Leverage, Ada 1 di Indonesia?
"Kalau kasus ini dibiarkan Prabowo akan terseret. Bukan hanya karena ini terjadi di masa pemerintahannya tapi juga karena ini menunjukkan lemahnya pengawasan terhadap lembaga negara," tambah Rocky Gerung.
Rocky Gerung menegaskan pentingnya KPK untuk menyelesaikan kasus ini secara transparan.
Menurutnya penanganan kasus ini akan menjadi ujian besar bagi integritas lembaga anti-rasuah tersebut.
Baca Juga: Tips Healing Di Musim Hujan, Journaling Bisa Menjadi Ide Healing Di Musim Hujan Lho
Artikel Terkait
Vonis Ringan Harvey Moeis yang Korupsi Rp300 Triliun, Rocky Gerung: Penegakan Hukum atau Lelucon?
Silfester Matutina Sebut Jokowi Jadi Momok Bagi PDIP, Begini Alasannya
Yudhi Soenarto Sindir Fadli Zon, Pengkritik Jokowi yang Enggan Dikritik
Telisa Aulia Falianty: PPN 12% Bisa Bikin Masyarakat Marah Ini Alasannya!
PPN 12% Naik, Ferry Irwandi: Masyarakat Tercekik, Pejabat Makin Mewah
Ikrar Nusa Bhakti: Megawati Target Terakhir Ambisi Politik Jokowi?