Bisnisbandung.com - Skandal penyaluran dana CSR Bank Indonesia (BI) kembali memicu kehebohan.
Rocky Gerung pengamat politik menyoroti keterlibatan Komisi XI DPR dalam kasus ini.
Menurut Rocky Gerung semua anggota Komisi XI diduga menerima dana CSR BI dan satu anggota bahkan telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Baca Juga: Meneladani Sikap Hidup Minimalis Ala Jepang Yang Mendamaikan Hati
Kasus ini dianggap sebagai sinyal buruk bagi integritas lembaga legislatif dan Bank Indonesia.
"Ini bukan sekadar soal korupsi tapi ada relasi kekuasaan yang menyimpang. DPR dan BI seolah terjebak dalam hubungan saling memanfaatkan yang berujung pada misadministrasi," ujar Rocky Gerung yang dikutip dari youtubenya.
Rocky Gerung mempertanyakan logika Bank Indonesia sebagai bank sentral memiliki program CSR.
Lebih jauh ia menilai praktik penyaluran dana CSR melalui anggota DPR bertentangan dengan prinsip independensi BI.
"Bank Indonesia bukan perusahaan swasta. Tugasnya menjaga stabilitas moneter bukan menyalurkan dana sosial melalui anggota DPR. Ini jelas menimbulkan pertanyaan etis," tegasnya.
Baca Juga: Negara Paling Toleran Di Dunia, Kalian Pernah Kesini Kah?
Kasus ini bermula dari pengakuan salah satu anggota Komisi XI yang kini menjadi tersangka KPK.
Ia mengungkap bahwa dana CSR BI digunakan untuk kepentingan sosialisasi di daerah pemilihan (dapil).
Namun Rocky Gerung menilai penggunaan dana tersebut justru menyerupai gratifikasi yang bertujuan memperkuat pengaruh politik anggota DPR di dapil masing-masing.
Lebih jauh Rocky Gerung menyoroti adanya dugaan persekongkolan antara DPR dan BI.
Artikel Terkait
Vonis Ringan Harvey Moeis yang Korupsi Rp300 Triliun, Rocky Gerung: Penegakan Hukum atau Lelucon?
Silfester Matutina Sebut Jokowi Jadi Momok Bagi PDIP, Begini Alasannya
Yudhi Soenarto Sindir Fadli Zon, Pengkritik Jokowi yang Enggan Dikritik
Telisa Aulia Falianty: PPN 12% Bisa Bikin Masyarakat Marah Ini Alasannya!
PPN 12% Naik, Ferry Irwandi: Masyarakat Tercekik, Pejabat Makin Mewah
Ikrar Nusa Bhakti: Megawati Target Terakhir Ambisi Politik Jokowi?