Bisnisbandung.com - Pengamat politik Qodari mengungkapkan analisis tajam terkait dinamika politik yang tengah terjadi.
Terutama soal posisi PDI Perjuangan (PDIP) dalam menghadapi Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Qodari langkah-langkah tertentu justru membuat PDIP mengalami tekanan besar.
Baca Juga: Libur Nataru, BRI Tetap Siap Layani Kebutuhan Nasabah
Qodari menyebutkan bahwa kehadiran Anies Baswedan dalam konstelasi politik telah menyebabkan migrasi suara yang signifikan dari pasangan Pramono dan Rano Karno.
"Anies itu bukannya memastikan kemenangan tapi justru membuat suara yang seharusnya solid menjadi berpindah," ujar Qodari dalam youtube Total Politik.
Kehadiran Anies dinilai mampu memecah suara minoritas yang sebelumnya solid mendukung Pramono-Rano.
Hal ini terlihat dari hasil exit poll yang menunjukkan turunnya jumlah suara minoritas di kubu tersebut.
Kejutan terjadi ketika nama Riziek Shihab muncul sebagai bagian dari pasangan Ridwan Kamil (RK) dan Siswono.
Baca Juga: Prof Ikrar Nusa Bhakti Beberkan Dampak Kenaikan PPN 12 Persen, Ekonomi Rakyat Terancam
"Munculnya Riziek di RK-Siswono mengubah alur suara. Sebagian minoritas yang mau berpindah ke Dharma dan Kun akhirnya ragu," jelas Qodari.
Qodari menilai blunder strategi politik menjadi faktor lain yang menghambat PDIP dalam memaksimalkan dukungan di Jakarta.
"Memasukkan Riziek ke tim RK-Siswono adalah kesalahan besar. Ini lebih mendasar dibanding kesalahan di kubu Pramono-Rano," tegasnya.
Menurutnya langkah tersebut menambah variabel yang membuat peta dukungan menjadi lebih rumit.
Baca Juga: Lukisan Yos Suprapto Dipersoalkan, Ikrar Nusa Bhakti: Begitu Takutnya dengan Jokowi?
Artikel Terkait
Kontroversi Pameran Galeri Nasional, Fadli Zon Klarifikasi Soal Kurasi Lukisan
Gibran: Presiden Prabowo Beri Atensi Khusus untuk Kelancaran Nataru
Rocky Gerung Tantang Fadli Zon Debat Soal Lukisan Yos Suprapto yang Kontroversial
PPN 12% Jadi Ujian Berat bagi Prabowo, Rocky Gerung: Harus Dibatalakan!
Yenny Wahid Kritik Rencana Kenaikan PPN, Utamakan Rakyat Bukan Angka
Basuki Hadimuljono Tegaskan Konglomerat Investasi di IKN Bukan Hanya Karena Perintah Jokowi