Ia juga mengingatkan bahwa tindakan semacam ini mencederai semangat demokrasi dan kebebasan berekspresi, yang merupakan fondasi penting bagi bangsa modern.
Prof. Ikrar menegaskan bahwa peristiwa ini mencerminkan betapa seni sering kali menjadi korban ketika bersinggungan dengan kepentingan kekuasaan.
Ia juga mengangkat isu bahwa pembungkaman terhadap seni tidak jauh berbeda dengan praktik pemberedelan di masa lalu, hanya kini dilakukan dalam bentuk yang lebih terselubung.
Penundaan pameran Yos Suprapto memunculkan pertanyaan lebih luas tentang posisi seni dalam sistem demokrasi Indonesia.***
Artikel Terkait
Potret Lukisan Perdana Raja Charles III Resmi Diungkap Sejak Penobatan Tahun Lalu
Lukisan Yos Suprapto Mirip Jokowi Dilarang, Rocky Gerung: Kebebasan Ekspresi Terancam
Budi Arie Diperiksa, Rocky Gerung: Jokowi Tak Lagi Bisa Lindungi
Ade Armando: Jokowi Digambarkan Seolah-olah Sebagai Penjahat yang Menakutkan oleh PDIP
Panas! Polemik Lukisan Yos Suprapto, Hersubeno: Ini Akan Menjadi Catatan Buruk Pemerintahan Prabowo
Adi Prayitno Dorong Jokowi Bentuk Partai Baru: Tunjukkan Aura Politiknya Masih Cukup Mempesona