Menggandeng Rizieq dianggap langkah strategis yang keliru berbeda dengan Pramono-Rano yang masih bisa mendapat keuntungan elektoral dari Anies Baswedan.
"Ridwan Kamil dan Suswono justru merugi. Minoritas yang ingin lari dari Pramono-Rano malah enggan mendukung mereka karena Rizieq. Seharusnya pasangan ini fokus pada isu-isu yang bisa menjangkau pemilih moderat," ujarnya.
Qodari juga memaparkan bahwa selisih suara tipis antara Pramono-Rano dengan RK-Suswono (hanya 0,07%) menunjukkan efek dari strategi yang salah.
Baca Juga: Dari Vokalis Band ke Pengisi Suara: Ariel NOAH Siap Warnai Film Animasi 'Jumbo'
Meski demikian RK-Suswono tidak mengajukan gugatan hasil Pilkada ke Mahkamah Konstitusi.
Qodari menyebut langkah ini sebagai bentuk kebesaran jiwa meski potensi gugatan sebenarnya ada.
Strategi politik di Pilkada Jakarta 2024 menunjukkan dinamika menarik, terutama dalam upaya merangkul suara minoritas.
Qodari menegaskan bahwa RK-Suswono melakukan blunder fatal dengan melibatkan Rizieq yang pada akhirnya mengurangi peluang mereka untuk memenangkan suara penting dari pemilih moderat dan minoritas.
“Ini pelajaran penting bagi strategi politik ke depan,” tutupnya.***
Artikel Terkait
Usai Dilantik Presiden Prabowo, Setyo Budiyanto Tegaskan Komitmen KPK: Efisiensi dan Transparansi Jadi Kunci
Bandingkan Tarif PPN, Sri Mulyani Sebut Indonesia Masih Rendah Dibandingkan Brasil hingga Filipina
Dinamika Politik Biasa, Bahlil Lahadalia: Hubungan Golkar dan PDIP Tetap Harmonis
Viral Sambutan Gibran Bikin Kontroversi, Rocky Gerung: Tak Paham Tata Bahasa, Cocok Jadi Wapres?
Jokowi dipecat PDI-P, Ikrar Nusa Bhakti: Kehilangan Cahaya Kekuasaan
PDIP Putuskan Hubungan dengan Jokowi, Rocky Gerung: Megawati Tantang Risiko Politik