Posisi ini dianggap membatasi Jokowi untuk berperan aktif di struktur partai. Dalam pandangan Alifurrahman, langkah Golkar tersebut menunjukkan bahwa partai ini tidak sepenuhnya menyambut Jokowi sebagai bagian strategis dari organisasi.
Selain itu, Alifurrahman juga menyoroti faktor kekecewaan Jokowi terhadap kekalahan Ridwan Kamil dalam Pilgub Jakarta.
Sebagai Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ridwan Kamil seharusnya mendapatkan dukungan penuh, namun hasil Pilkada yang buruk justru menunjukkan lemahnya strategi partai.
Jokowi, yang sempat memberikan dukungan kuat untuk Ridwan Kamil, mungkin merasa bahwa Partai Golkar tidak serius dalam memperjuangkan tokoh-tokoh yang diusung.
Pandangan Alifurrahman semakin tajam ketika ia menyinggung kemungkinan bahwa Jokowi merasa tidak akan mendapatkan sambutan besar di acara tersebut, terlebih dengan kehadiran Presiden Prabowo Subianto.
Sebagai tokoh utama dalam politik saat ini, Prabowo tentu menjadi pusat perhatian di HUT Golkar, sementara Jokowi mungkin khawatir kehadirannya justru terlihat tidak signifikan.***
Artikel Terkait
Golkar dan PKS Kadernya Bertumbangan di Pilkada, Rinny Budoyo: Partai Gerindra Paling Sukses
Jokowi Klarifikasi Soal Komunikasi dengan Golkar, Bukan untuk Gabung Jadi Anggota Kehormatan
Jokowi Pamer Foto Kunjungan Lippo ke Rumahnya di Solo, Rocky Gerung: Nanti Kita Lihat Kontradiksinya
Presiden Prabowo Ingin Indonesia Berubah, Rocky Gerung: Pak Jokowi Dimanjakan Modal Oligarki
Drama Politik Partai Perorangan Jokowi Setelah Dipecat PDIP, Hersubeno Arief Ungkap Spekulasi yang Terjadi
Panda Nababan Ungkit Klaim Agus Rahardjo tentang Jokowi dan Kasus Setya Novanto, Tenggelam dari Pemberitaan