"Implementasi yang berkelanjutan itu kuncinya dan memang tidak mudah," tegasnya.
Mahfud MD juga menyoroti peran akademisi yang kerap memberikan kritik.
Menurutnya kritik dari akademisi penting sebagai masukan tetapi tanggung jawab utama tetap berada di tangan pemerintah.
Mahfud MD meminta semua pihak terutama pemerintah untuk serius dalam menangani persoalan ini.
Baca Juga: Rudi S Kamri Prediksi Jokowi Bisa Menjadi Gelandangan Politik, Pernah Disematkan untuk Amien Rais
"Kita punya semua teori dan aturan. Yang kita butuhkan sekarang adalah keberanian untuk melaksanakannya dengan tegas dan konsisten," pungkasnya.
Penurunan IPK Indonesia menjadi peringatan keras bahwa reformasi tidak cukup hanya berada di atas kertas.
Langkah nyata dan kepemimpinan yang kuat menjadi kunci agar Indonesia bisa keluar dari jebakan stagnasi dalam pemberantasan korupsi.***
Artikel Terkait
Rocky Gerung: Warisan Defisit Jokowi Jadi Beban Berat untuk Prabowo
Rendahnya Partisipasi Pilkada "Demokrasi Kita Jadi Cacat," Kata Geisz Chalifah
Prabowo Kritik Biaya Pilkada Tinggi, Saatnya Evaluasi Sistem Demokrasi
Megawati ke Prabowo, Mas Bowo Tolong Hitung Lagi Anggaran Makanan Bergizi Gratis
Blak-blakan! Sandiaga Uno Tak Berani Ajak Jokowi Gabung PPP, Ini Sebabnya?
Basuki Hadimuljono Ajukan Tambahan Anggaran Rp 8,1 Triliun untuk Pembangunan IKN, Apa Tujuannya?