"Faktanya meskipun ada peraturan yang melarang, Bansos tetap dikucurkan. Bahkan di daerah-daerah tertentu seperti wilayah perkebunan sawit, dana plasma untuk petani dicairkan menjelang pemilu. Ini bentuk ketidakadilan yang disengaja," jelas Feri Amsari.
Feri Amsari memperingatkan bahwa pihak yang menang di putaran pertama harus waspada.
Menurutnya penguasa cenderung menggunakan segala cara untuk memenangkan putaran kedua.
Baca Juga: Siswa SMA Negeri 2 Cibitung Bongkar Dugaan Pungli, Wali Murid Diduga Dijebak Bayar Jutaan Rupiah
"Indikasinya jelas. Ketika dinyatakan dua putaran semua pendukung kecurangan terlihat gembira. Padahal jika dihitung normal mereka akan kalah. Ini menunjukkan ada upaya sistematis untuk memanfaatkan putaran kedua demi kemenangan," katanya.
Feri Amsari mendesak DPR untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Pilkada termasuk memanggil pihak-pihak terkait untuk menjelaskan dugaan pelanggaran hukum.
Ia juga meminta KPU untuk lebih tegas dalam menegakkan aturan main.
"Jika tidak, pelanggaran ini akan terus berulang dan mencederai demokrasi kita. Harus ada keberanian dari semua pihak untuk mengevaluasi secara menyeluruh," tutupnya.***
Artikel Terkait
Ekonomi China Melambat, Rhenald Kasali: Indonesia Waspadai Dampaknya
Isu 'Partai Coklat' Ade Armando Tantang PDIP Tunjukkan Bukti
Sindiran Tajam Rocky Gerung, Ridwan Kamil Sudah Kalah Mental
Kejaksaan Agung Sita Rp288 Miliar, PT Duta Palma Terlibat Kasus Pencucian Uang Besar-besaran
Muhammad Qodari Usulkan Presiden Lima Periode, Solusi atau Ancaman Demokrasi?
Kontroversi Joint Development Indonesia-China, Prof Hikmahanto Angkat Bicara