bisnisbandung.com - Pengamat komunikasi politik Selamat Ginting memberikan pandangan tajam tentang kekalahan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di sejumlah wilayah strategis pada Pilkada serentak 2024, namum masih unggul di Jakarta.
Menurutnya, hasil ini mencerminkan dinamika politik yang kompleks, di mana residu Pilpres dan Pileg masih turut mempengaruhinya.
“Dinamika politiknya sangat tinggi, manuver politiknya juga sangat tinggi. Terkait endorsement, ini adalah residu dari Pilpres dan Pileg 2024 (Februari lalu) yang masih sangat melekat,” ujar Selamat Ginting dilansir dari youtube Indonesia Lawyers Club.
“Jika kita melihat bagaimana kemenangan Prabowo, ia tentu melihat bahwa Jokowi masih disukai banyak orang, terutama di Jawa Tengah. Hal ini juga dimanfaatkan PDIP untuk memenangkan pertarungan di Jakarta,” lanjutnya.
Baca Juga: Usai Nyoblos di TPS Solo, Jokowi Berpesan: Yang Menang Jangan Jemawa!
Selamat Ginting menganalisis bahwa kekalahan PDIP di Jawa Tengah membuktikan bahwa mantan Presiden Jokowi masih punya pengaruh yang tinggi di wilayah tersebut, di tambah lagi endorstment terbuka dari presiden Prabowo.
Sedangkan, dalam kasus PDIP, kekalahan di wilayah seperti Sumatera Utara dan Sulawesi Utara yang dikenal sebagai "kandang banteng" sudah diprediksi.
Selamat Ginting menilai bahwa kekalahan tersebut terjadi karena lemahnya strategi PDIP dalam menarik suara dari kelompok tertentu, khususnya pemilih Islam.
Baca Juga: Target Rampung Tahun 2025, Prabowo Pacu Penyelesaian 48 PSN
“Di Bali, yang juga merupakan kandang banteng, PDIP berhasil menang. Namun, kelemahan PDIP di Jawa Tengah, menurut saya, adalah unsur kelompok Islaminya yang tidak ada di sana. Di pasangan Lutfi dan Taj Yain, misalnya, simbol Islam cukup kuat,” ungkapnya.
“Sementara PDIP mencalonkan dua kader dari partai yang sama, sehingga suara Islam tidak bisa diraih oleh PDIP. Karena itu, ada prediksi bahwa PDIP akan tumbang lagi di kandang bantengnya sendiri, dan hal itu terjadi,” sambung Selamat Ginting.
Hal ini berbeda dengan pesaing yang mampu mengusung pasangan calon dengan simbol keislaman yang kuat, sehingga lebih mudah menarik suara dari segmen pemilih tersebut.
Baca Juga: PPN 12% Ditunda? Luhut Pastikan Bantuan Sosial Jadi Prioritas Pemerintah
Artikel Terkait
Bayang-Bayang Oligarki dan Korupsi, Uhaib As'ad: Pilkada Jadi Ajang Pasar Gelap Politik
Prabowo Turun Tangan, Rocky Gerung: Jokowi Gagal Dongkrak Elektabilitas Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta
Ketua KPU: Sirekap Kembali Dipakai di Pilkada 2024, Apa Saja Pembaruannya?
Andra Soni: Salahnya di Mana Prabowo Dukung Kandidat Pilkada?
Qodari Sebut Pernyataan Hasto dan Connie Sebagai ‘Dirty Vote’ Jilid Dua, TaKtik PDIP di Pilkada
Hasil Pilkada Jakarta, Rocky Gerung: PDIP Menang, Jokowi Gagal Total!