“Jakarta secara geografis memudahkan proses ini. Dengan data yang solid, proses penghitungan akan lebih transparan,” tambahnya.
Jika harus dilanjutkan ke putaran kedua akan terjadi evaluasi besar-besaran khususnya pada koalisi besar yang mendukung Ridwan Kamil-Suswono.
“Koalisi KIM+ yang menguasai hampir 80% kursi di DPRD DKI tidak mampu memaksimalkan kekuatan elektoralnya. Ini menunjukkan mesin politik mereka belum berjalan optimal,” kata Umam.
Baca Juga: Meditasi Mindfullness, adalah Satu Metode Menenangkan Batin Kita
Ia juga mengingatkan bahwa dua putaran bisa memunculkan dinamika baru di lapangan, termasuk potensi ketegangan di akar rumput.
“Evaluasi ini penting tetapi harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan ketidakstabilan politik,” tegasnya.
Meski unggul di quick count peluang Pilgub Jakarta selesai satu putaran atau lanjut ke putaran kedua masih bergantung pada hasil resmi.
Kepastian ini baru akan terlihat setelah data C1 selesai dihimpun dan dihitung oleh KPU.***
Artikel Terkait
Wapres Gibran dan Selvi Ananda Nyoblos di Solo, Ajak Hormati Hasil Pilkada
Menko Polkam Budi Gunawan: Pemungutan Suara Ulang Diperlukan di Beberapa Wilayah, Ini Sebabnya
Bobby Nasution Ungkap Pesan Khusus dari Jokowi dan Prabowo Sebelum Nyoblos
Usai Nyoblos di TPS Solo, Jokowi Berpesan: Yang Menang Jangan Jemawa!
Target Rampung Tahun 2025, Prabowo Pacu Penyelesaian 48 PSN
PPN 12% Ditunda? Luhut Pastikan Bantuan Sosial Jadi Prioritas Pemerintah