Pesan Anies untuk Pemimpin Baru Jakarta: Rangkul Semua, Hindari Ketegangan

Bisnisbandung.com - Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengimbau warga Jakarta untuk menggunakan hak pilih mereka pada Pilkada 2024.

Anies menekankan pentingnya berpartisipasi dalam memilih pemimpin yang dapat membawa perubahan dan kemajuan bagi Jakarta.

Dikutip dari youtube kompas, Anies menjelaskan “Kami pagi ini akan menuju ke TPS 29 di lingkungan Masjid Babul Khairat Lebak Bulus untuk menggunakan hak pilih kami dalam Pilkada 2024.”

Baca Juga: Kehadiran AgenBRILink di Transmigrasi Merauke, Gerakan Ekonomi Lokal dan Inklusi Keuangan

“Kita berharap seluruh warga Jakarta dan juga seluruh Indonesia memanfaatkan kesempatan ini untuk menentukan kepemimpinan daerah yang bisa membawa kemajuan, kebahagiaan, dan perubahan di wilayah masing-masing,” ujar Anies.

Anies juga menyampaikan pandangannya tentang karakteristik pemimpin yang ideal untuk Jakarta.

"Kepemimpinan di Jakarta harus berpihak pada masyarakat kecil. Di kota ini ada yang sudah mandiri tetapi banyak yang masih membutuhkan dukungan pemerintah," kata Anies.

Menurut Anies Jakarta sebagai kota global membutuhkan paradigma modern termasuk transportasi yang maju, perhatian pada lingkungan hidup, perumahan, dan kebutuhan dasar lainnya.

“Kota modern harus memiliki transportasi yang memfasilitasi semua lapisan masyarakat,” tambahnya.

Baca Juga: Duta Sheila on 7 Ceritakan Makna Mendalam di Lagu Baru 'Memori Baik'

Anies menekankan pentingnya kepemimpinan yang mampu menjaga ketenangan dan menghindari kontroversi.

“Jakarta adalah kota heterogen. Kepemimpinan harus memberikan suasana tenang, merangkul semua pihak, dan meminimalkan ketegangan agar hubungan antar unsur masyarakat berjalan dengan baik,” jelasnya.

Anies menutup pernyataannya dengan mengajak warga Jakarta untuk tidak golput.

“Ini kesempatan kita untuk menentukan masa depan Jakarta. Jangan sia-siakan hak pilih. Pilihlah pemimpin yang dapat membawa kemajuan dan kebahagiaan untuk kita semua,” pungkasnya.

Baca Juga: Hilangnya 10 Hari di Bulan Oktober 1582: Menguak Fakta, Misteri, dan Sejarah di Baliknya