Video tersebut direkam di kediaman Jokowi di Solo, yang memperlihatkan keterlibatan mantan presiden ini secara langsung dalam pengambilan keputusan politik.
Para pejabat dianggap merasa "diberi angin" untuk mengikuti langkah serupa, sehingga netralitas mereka dalam Pilkada terancam.
Rudi S Kamri menilai langkah-langkah yang diambil Jokowi berpotensi merusak sendi-sendi demokrasi. Nepotisme, kolusi, dan korupsi dianggap semakin tumbuh subur dalam sistem politik Indonesia.
Baca Juga: Andra Soni: Salahnya di Mana Prabowo Dukung Kandidat Pilkada?
Hal ini, menurutnya, merupakan kelanjutan dari strategi Jokowi yang sejak masa jabatannya telah membangun dinasti politik.
Kerusakan ini terlihat jelas ketika prinsip-prinsip dasar reformasi, seperti antikorupsi dan transparansi, diabaikan demi ambisi politik pribadi. Tindakan tersebut tidak hanya mencederai demokrasi, tetapi juga menciptakan ketidakadilan bagi masyarakat luas.
“Bagi saya, tidak mungkin kita membiarkan siapapun dia, meskipun dia mantan presiden, merusak semua sendi kehidupan. Yang kita lakukan hanya satu: melakukan perlawanan sebagai rakyat,” jelasnya.
“Jangan kita biarkan sang mantan presiden ini semakin dalam merusak sendi-sendi demokrasi di Indonesia,” tegas Rudi S Kamri.***
Baca Juga: Rocky Gerung: Bayar Pajak, Apa yang Saya Dapat dari Pemerintah?
Artikel Terkait
Dua Menteri Prabowo Bela Said Didu, Hersubeno Arief: Maskota Kelabakan Kasus Lamanya Diungkit Netizen
Prabowo Jujur Masalah Kemisikinan di Forum G20, Rudi S Kamri: Saya Orang Indonesia Tidak Malu
Konsolidasi Prabowo Belum Selesai, Qodari: Pilkada Bagian dari Pertarungan Pemerintah dan PDIP
Prabowo Turun Tangan, Rocky Gerung: Jokowi Gagal Dongkrak Elektabilitas Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta
Andra Soni: Salahnya di Mana Prabowo Dukung Kandidat Pilkada?
Beredar Surat Prabowo Ajak Warga Jakarta Dukung RK-Suswono, Refly Harun: Apa Bedanya dengan Mulyono?