Pemilihan kepala daerah menjadi lebih tentang siapa yang memiliki akses ke sumber daya ekonomi dan siapa yang bisa memainkan peran di balik layar.
Peran oligarki lokal dalam mengendalikan Pilkada juga membuka celah bagi praktik korupsi yang marak di banyak daerah.
Uhaib As'ad mencatat bahwa pola hubungan antara pengusaha dan politisi sering kali berbuntut pada penyalahgunaan kekuasaan.
Setelah kepala daerah terpilih mereka cenderung terjerat dalam kasus korupsi karena keterlibatan mereka dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan pribadi dan bisnis.
Baca Juga: 8 Cara Menghadapi Pasangan yang Sedang Mengalami Pertengkaran
"Setelah Pilkada korupsi pun mengintai. Kepentingan bisnis dan politik yang bercampur menjadi bom waktu bagi kepala daerah," ujarnya.
Seiring dengan itu demokrasi lokal yang semestinya menjadi saluran aspirasi rakyat justru tergerus oleh praktik-praktik transaksional yang merugikan publik.
Salah satu fenomena menarik yang juga mencuat adalah adanya praktik saling lapor-melapor di kalangan politisi atau calon kepala daerah.
"Fenomena ini terjadi saat proses Pilkada semakin memanas dan di mana para calon serta pendukungnya saling menjatuhkan lawan politik mereka dengan berbagai cara termasuk dengan melaporkan dugaan pelanggaran hukum atau korupsi," tutupnya.***
Artikel Terkait
Hasto Melawan! Rocky Gerung: PDIP Tantang Jokowi di Arena Politik
Jokowi Dari Presiden ke Influencer! Effendi Gazali: 10 Tahun NKRI Jadi Negara Konten
Viral Momen Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah Kenakan Jaket Polantas Saat Dibawa KPK
Sri Mulyani Jangan Asal Bicara, Rocky Gerung: Rakyat Makin Melarat!
Rocky Gerung Sindir Pemerintah: Garuda Biru Bukti Rakyat Kehilangan Kepercayaan!
Rincian OTT KPK di Bengkulu, Alexander Marwata: Uang Rp 7 Miliar Disita dari Berbagai Lokasi