Bisnisbandung.com - Presiden Prabowo Subianto mendapat banyak kritik setelah beredar video dukungannya dalam kontestasi Pilgub Jawa Tengah.
Hal ini menuai berbagai reaksi, termasuk dari pakar komunikasi politik, Emrus Sihombing. Ia menilai ada kontradiksi antara sikap Prabowo yang mengutamakan demokrasi murni dengan langkahnya yang terlihat "cawe-cawe" dalam Pilkada.
Menurut Emrus Sihombing, pidato Prabowo saat dilantik sebagai Presiden dianggap mencerminkan nilai kepemimpinan yang genuine.
“Kalau saya melihat dari sudut komunikasi sebagai hipotesis, bahwa pidato yang terakhir ini, yang memberikan dukungan itu, saya melihat itu bukan dirinya Prabowo yang asli,” ucapnya dilansir dari youtube Keadilan TV.
Baca Juga: Marcelino Ferdinan Memiliki Firasat atas Kemenangan Indonesia vs Arab Saudi 2-0
“Aslinya Prabowo adalah pidato yang ketika dia dilantik, itu yang sebagaimana Abang katakan, bahwa demokrasi biarlah itu kepada rakyat, dan Pilkada harus artinya kehendak rakyat, itulah menurut saya dari aspek komunikasi yang genuine dari pikiran beliau,” terusnya.
Dalam pidato tersebut, ia menekankan pentingnya menyerahkan sepenuhnya proses demokrasi kepada rakyat tanpa intervensi.
Namun, dukungannya terhadap salah satu kandidat di Jawa Tengah menunjukkan sikap yang paradoks, menciptakan kesan inkonsistensi dalam komunikasinya sebagai pemimpin.
Baca Juga: Terkuak Prabowo Buat Video ‘Endorsement’ di Rumah Jokowi, Hersubeno Arief: Benar-Benar Keterlaluan
Emrus Sihombing menyebut, pesan komunikasi seorang tokoh politik adalah produk sosial yang dipengaruhi oleh interaksi dengan berbagai pihak.
Dalam konteks ini, dukungan Prabowo dinilai bukan berasal dari dirinya yang asli, melainkan hasil dari dinamika sosial-politik di sekitarnya. Ia menekankan bahwa konsistensi komunikasi adalah kunci untuk menunjukkan keaslian seorang pemimpin di mata publik.
Selain itu, Emrus Sihombing meragukan efektivitas dukungan Prabowo terhadap peningkatan elektabilitas kandidat yang didukungnya.
Baca Juga: Coblos 5 Menit Dampaknya 5 Tahun, Megawati Tegas: Aparatur Negara Harus Netral di Pilkada 2024
Ia berpandangan tanpa tindakan nyata yang disertai kekuatan politik atau instruksi langsung, pernyataan dukungan semacam itu cenderung tidak memiliki dampak signifikan terhadap hasil Pilkada.
Artikel Terkait
Berharap Prabowo Putuskan Hubungan dengan Jokowi, Amien Rais: Saya Khawatir Indonesia Makin Terpuruk
Video Kampanye Ahmad Luthfi dan Taj Yasin Aman, Ini Penjelasan Bawaslu soal Keterlibatan Prabowo
Di KTT G20 Brasil, Prabowo Tegaskan Dampak Perubahan Iklim pada Indonesia
Jangan Bangga Jadi G20 Kalau Rakyat Masih Miskin, Kritik Rocky Gerung untuk Prabowo dan Jokowi
Bambang Pacul Angkat Bicara Soal Video Prabowo, "Serahkan ke Bawaslu"
Terkuak Prabowo Buat Video ‘Endorsement’ di Rumah Jokowi, Hersubeno Arief: Benar-Benar Keterlaluan