Misalnya dalam pembahasan IKN masyarakat adat harus menjadi bagian dari diskusi bukan hanya diajak untuk mendengarkan saja.
Bivitri Susanti juga membahas mengenai peran generasi muda dalam mencapai Indonesia Emas 2045.
Ia mengkritik pendekatan negara yang menaruh beban berat pada generasi muda sebagai "agen perubahan" tanpa memberikan dukungan yang memadai, terutama dalam bidang pendidikan.
"Generasi muda saat ini diberi harapan besar tapi sistem pendidikan kita malah membebani mereka dengan biaya pendidikan yang tinggi dan membentuk mereka lebih untuk pasar kerja ketimbang menjadi intelektual yang kritis," kata Bivitri Susanti.
Baca Juga: Kelompok Kesenian Bali Gelar Pementasan Calon Arang di Selasar Sunaryo Bandung
Menurutnya jika Indonesia ingin mencapai Indonesia Emas 2045 maka pendidikan yang memberikan kebebasan berpikir dan mencerdaskan harus menjadi prioritas.
Bivitri Susanti mengungkapkan kekhawatirannya bahwa Indonesia bisa gagal dalam mencapai tujuan Indonesia Emas 2045 jika tidak ada perubahan signifikan dalam cara negara mengelola partisipasi dan demokrasi.
Ia menegaskan kegagalan ini bisa berakibat pada terpuruknya demokrasi Indonesia dan menurunnya kesejahteraan rakyat.***
Artikel Terkait
Ungkap Skandal "Jual-Beli" Hukum, Alvin Lim Bongkar Praktek Kotor di Balik Penegakan Hukum
Raffi Ahmad Diingatkan KPK, Wajib Laporkan Harta Kekayaan Sebelum Batas Waktu
Bahlil Lahadalia Klarifikasi Penundaan Wisuda Doktornya, Ini Penjelasannya!
Rocky Gerung Ungkap Data Bappenas, Jokowi Gagal Penuhi Target Pembangunan
Roy Suryo Sindir SADBOR Jadi Duta Tapi Bandar Judi Online Masih Bebas!
Yudi Purnomo Ungkap Dilema KPK di Bawah Rezim Jokowi, Bagaimana Janji Prabowo dalam Pemberantasan Korupsi?