Bisnisbandung.com - Jurnalis senior Hersubeno Arief mengemukakan terkait peran Gibran Rakabuming yang meng presiden selama Presiden Prabowo Subianto menjalankan kunjungan luar negeri yang berlangsung dari 8 hingga 24 November 2024.
Hersubeno Arief mengamati bahwa Gibran yang menggantikan Prabowo untuk sementara ini menimbulkan perasaan tidak nyaman di kalangan masyarakat.
“Saya tahu banyak yang merasa tidak ikhlas, meskipun itu hanya sementara, karena Gibran dinyatakan sebagai pelaksana tugas presiden,” jelasnya dilansir dari youtube Hersubeno Point.
Baca Juga: Menelusuri Kabinet Prabowo, Eep Saefulloh: Apakah Ini Sebenarnya Zaken Kabinet?
Menurut Hersubeno Arief, perdebatan semakin rumit setelah muncul pernyataan dari Sekretaris Negara, Setyo Hadi, yang menyebut Gibran akan bertindak sebagai Plt Presiden.
Namun, Kepala Kantor Komunikasi Presiden, Hasan Nasbi, kemudian menyatakan bahwa tidak ada istilah “Plt,” dan Gibran hanya melaksanakan tugas sebagai wakil presiden saat presiden tidak berada di tempat.
“Jadi, memang benar bahwa ketika presiden melakukan kunjungan ke luar negeri atau tugas lain yang membuat presiden tidak ada di tempat, yang menjalankan tugas atau bertindak sebagai presiden adalah wakil presiden,” jelasnya.
Namun, menurut Hersubeno Arief, situasi ini mencerminkan sensitivitas politik mengenai posisi Gibran, terutama di tengah sorotan publik yang intens.
Baca Juga: Kekuasaan dalam Demokrasi, Zainal Arifin Mochtar: Oposisi Kunci Keseimbangan
Hersubeno Arief juga menyoroti reaksi netizen terhadap gaya kepemimpinan Gibran yang sering blusukan dan membagikan bantuan sosial.
Aksi Gibran di masyarakat bawah dianggap sebagian netizen lebih menyerupai kampanye terselubung dibandingkan tugas kenegaraan.
“Di media sosial, saya mendapati beberapa cuitan dari orang-orang yang merasa muak dengan apa yang dilakukan oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming, yang setiap hari kerjanya hanya dianggap kampanye saja,” ujarnya.
Baca Juga: Kenapa BP Migas Dibubarkan? Mahfud MD Ungkap Potensi Korupsi Besar
Menurut Hersubeno Arief, pandangan publik yang melihat aktivitas blusukan Gibran sebagai upaya pencitraan politik tidak sepenuhnya keliru, mengingat pola serupa pernah digunakan oleh Presiden Jokowi untuk mendekatkan diri pada masyarakat.
Artikel Terkait
Prabowo Sulit Disentuh Oligarki, Panda Nababan: Karena Ada Orang ini Yang Melindunginya
Beda dengan SBY, Panda Nababan Ungkap Gaya Kepemimpinan Prabowo
Di Balik Pertemuan Prabowo dan Jokowi di Solo, Rocky Gerung Curiga Berkaitan dengan Gibran
Presiden Prabowo Sowan ke Jokowi, Rocky Gerung: Mulai Lagi Praktik Cawe Cawe
Adi Prayitno: Berharap Pemerintahan Bersih di Era Prabowo,Kasus Tom Lembong Sebagai Babak Baru
Menelusuri Kabinet Prabowo, Eep Saefulloh: Apakah Ini Sebenarnya Zaken Kabinet?