Prof Ikrar Nusa Bhakti menekankan "Perwakilan pengusaha itu penting untuk memastikan kebijakan tidak terlalu kaku atau birokratis apalagi di sektor ekonomi yang membutuhkan inovasi dan adaptasi cepat."
"Dengan tidak adanya pengusaha Prabowo mungkin perlu memastikan bahwa tim ekonominya memahami kebutuhan dunia usaha," jelasnya.
Prof Ikrar Nusa Bhakti menilai pengurangan jumlah pengusaha di kabinet mungkin adalah langkah strategis dari Prabowo untuk meminimalisir konflik kepentingan.
Mengingat situasi politik yang terkadang rumit, Prabowo mungkin merasa bahwa kabinet yang terdiri dari lebih banyak ahli di bidang politik dan militer akan lebih fokus pada pencapaian target-target pembangunan nasional tanpa terpengaruh oleh kepentingan bisnis.
Baca Juga: How Do Socket Outlets Contribute to Electrical Safety?
"Namun Prabowo harus memastikan bahwa pengambil kebijakan tetap memahami dinamika pasar untuk menjaga pertumbuhan ekonomi," ujar Prof Ikrar Nusa Bhakti.
Prof Ikrar Nusa Bhakti berpendapat bahwa peningkatan kualitas SDM dan pembangunan infrastruktur akan membuat Indonesia lebih siap menghadapi persaingan ekonomi global.
“Dalam menghadapi tantangan ekonomi global Indonesia perlu memiliki SDM yang kompeten dan infrastruktur yang memadai. Jadi keputusan untuk fokus pada dua hal ini bisa jadi strategi yang baik dalam jangka panjang selama pemerintah tetap berkomitmen menjaga stabilitas iklim bisnis,” tutupnya.***
Artikel Terkait
Dikerahkan untuk Elu-Elukan Pejabat, Rocky Gerung: Anak Sekolah Bukan Alat Pencitraan!
Zaken Kabinet atau Bagi-Bagi Kursi? Ikrar Nusa Bhakti: Mengupas Struktur Kabinet Baru Prabowo
Harapan dan Tantangan, Ade Armando: Prabowo di Puncak Popularitas Namun Dihantui Isu Menteri
Pembekalan untuk Menteri, Hamdi Muluk: Prabowo Cetak Sejarah Baru di Kabinet Indonesia
Prabowo Kehilangan Nilai Tambah, Hendri Satrio: Tidak Libatkan Bambang Widjojanto di Kabinet Merah Putih
Prabowo dan Ancaman Korupsi, Effendi Gazali: Butuh Tindakan Nyata!