Ketua KPK Sampaikan Celotehan yang Resahkan, Sindirannya Mengarah ke Lingkaran Jokowi?

photo author
- Jumat, 4 Oktober 2024 | 15:00 WIB
 Nawawi Pomolango ( instagram/@radarjabar.id)
Nawawi Pomolango ( instagram/@radarjabar.id)

Bisnisbandung.com – Pelantikan Nawawi Pomolango sebagai Ketua Sementara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) oleh Presiden Joko Widodo pada 27 November 2023, menggantikan Firli Bahuri, menimbulkan perhatian besar. 
 
Sebelumnya menjabat sebagai Wakil Ketua KPK pada periode 2019-2023, Nawawi mencuri perhatian publik, lewat celotehan di sebuah diskusi publik bertema “Konflik Kepentingan sebagai Pintu Masuk Korupsi”.
 
Namun, yang menarik bukan hanya materi diskusi itu sendiri, melainkan pernyataan Nawawi yang disampaikan dengan gaya santai dan menyentil, sukses mengundang tawa peserta.

Baca Juga: Inovasi Daur Ulang di MotoGP Mandalika 2024, Kontribusi BRI dalam Pengurangan Emisi Karbon
 
Dalam kesempatan itu, Nawawi melempar pantun yang menyinggung isu konflik kepentingan dengan gaya unik.

"Ini bukan pantun biasa, tapi pesan serius. Kalau biasanya pantun diakhiri dengan kata 'cakep', kali ini diganti dengan 'coy'. Ini untuk mengingatkan bahwa konflik kepentingan adalah sesuatu yang harus sangat hati-hati dikelola," ujarnya.
 
Salah satu pantunnya yang paling menonjol berbunyi, “Sang anak jualan pisang, si bapak pengusaha terasi, jangan naik pesawat terbang kalau tiketnya dari gratifikasi.”
 
Gaya bahasanya yang santai, namun sarat makna, membuat pantun ini dianggap menyindir situasi di lingkaran keluarga Presiden, terutama terkait dengan Kaesang Pangarep, putra bungsu Jokowi yang disebut-sebut dalam beberapa spekulasi.
 
Dalam lanjutannya, Nawawi juga menyampaikan fenomena politis yang sedang berlangsung di negeri ini.

Baca Juga: Refly Harun Tantang Angka Survei 86,5% Puas dengan Jokowi, Masyarakat Mana yang Diwakili?
 
"Kemarin ada fenomena ketika seorang petinggi negeri, anaknya mencalonkan diri sebagai cawapres, sementara bapaknya menjabat sebagai presiden. Dalam situasi seperti itu, pertanyaan besar muncul: apakah ada potensi konflik kepentingan?" ucap Nawawi.
 
Nawawi juga menekankan pentingnya kehati-hatian dalam kebijakan pemerintah yang bisa menimbulkan potensi konflik kepentingan.
 
Ia mencontohkan, “Misalnya dalam penyerahan bantuan sosial, apakah ada konflik kepentingan di baliknya? Ini yang harus menjadi perhatian kita semua, terutama generasi muda yang berperan besar dalam pemberantasan korupsi di negeri ini.”
 
Lebih lanjut, Nawawi menyoroti peran KPK dalam menindaklanjuti laporan terkait konflik kepentingan.

Baca Juga: Fufufafa dan Era Prabowo, Apa Kata Prof. Jimly Asshiddiqie Tentang Demokrasi Kita?
 
"Kita sering mendengar istilah ‘lihat, lawan, laporkan’. Tapi kalau tindak lanjut dari laporan itu belum dilakukan oleh KPK, ya itu kita harus pahami bersama kondisinya," tambahnya dengan nada penuh sindiran.
 
Pernyataan Nawawi ini memicu berbagai reaksi, terutama mengingat situasi politik dan keluarga Presiden Jokowi yang menjadi perhatian publik belakangan ini.
 
Pantun dan sindirannya yang disampaikan dengan gaya santai berhasil menyentuh isu-isu sensitif tanpa harus secara terang-terangan menyerang siapa pun.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Sumber: doc Youtube @suarakotapontianak

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X