Meskipun begitu Gibran sejauh ini tidak pernah secara langsung mengakui keterlibatannya dalam kampanye digital anonim seperti yang dilakukan oleh akun Fufufafa.
Menurut Salahuddien Manggalanny ada potensi besar bagi politisi seperti Gibran untuk memanfaatkan media sosial secara efektif terutama dalam menarik perhatian kalangan milenial dan Gen Z.
“Politik digital dan anonimitas sering kali berjalan beriringan. Generasi muda cenderung lebih responsif terhadap pesan-pesan yang disampaikan secara tidak langsung dan kreatif,” tambahnya.
Baca Juga: Tips Efektif Menyelesaikan Skripsi
Namun Salahuddien Manggalanny juga memperingatkan risiko yang muncul dari strategi semacam ini.
“Jika benar ada keterlibatan, politisi harus berhati-hati. Transparansi dalam politik digital menjadi isu besar. Jika terlalu banyak bermain di ranah anonimitas, kepercayaan publik bisa dengan cepat hilang,” kata dia.
Meskipun belum ada bukti konkret yang menunjukkan keterkaitan langsung antara Gibran dan akun Fufufafa, isu ini telah menjadi diskusi hangat di kalangan politisi dan masyarakat.
Salahuddien Manggalanny menekankan bahwa semua pihak harus bijak dalam memanfaatkan teknologi digital untuk politik.***
Artikel Terkait
Akhir Masa Jabatan Jokowi, Haris Azhar: Soft Landing, Hard Landing, atau Nggak Landing?
Mahfud MD Pertanyakan Kredibilitas MK, Masih Masuk 10 Besar Dunia?
Spekulasi Bergabungnya PDIP ke Koalisi Prabowo, Ini Jawaban Yasonna Laoly
KADIN Berubah, Kun Nurachadijat: Ekonomi Indonesia Ikut Berubah? Munaslub Sinyal Kebijakan Baru Prabowo
Moeldoko Ungkap Pesan Terakhir Jokowi, Hindari Kebijakan Kontroversial di Akhir Masa Jabatan
Habiburokhman Buka Suara Terkait Sindiran ‘Fufufafa’ kepada Prabowo