Ia berpendapat bahwa seleksi yang dilakukan di akhir masa jabatan Jokowi sarat kepentingan politik dan tidak akan menghasilkan pimpinan KPK yang independen.
Rocky Gerung menekankan "Seleksi ini sebaiknya dihentikan hingga terbentuknya pemerintahan baru di bawah Prabowo Subianto."
"Kita harus memastikan bahwa KPK diisi oleh orang-orang yang benar-benar berintegritas dan tidak punya afiliasi politik dengan rezim yang sedang berkuasa," jelas Rocky Gerung.
Ia mengingatkan bahwa potensi korupsi masih tinggi, apalagi jika orang-orang yang terpilih nanti tetap berasal dari lingkaran Jokowi.
Baca Juga: Waspadai Aneka Penyakit DI Musim Hujan, Jaga Ketahanan Tubuh Anda!
"Kita harus mengawasi potensi oligarki baru yang mungkin akan muncul di era Prabowo. Jika KPK tetap dipenuhi oleh orang-orang yang memiliki afiliasi dengan Jokowi, maka upaya pemberantasan korupsi akan terus terhambat," lanjut Rocky.
Rocky Gerung mengkritik keras Jokowi yang dianggap gagal memberantas korupsi selama dua periode kepemimpinannya.
Indeks persepsi korupsi Indonesia terus menurun, dan KPK dinilai hanya menjadi alat politik.
"Jokowi sering bicara soal pemberantasan korupsi, tapi pada kenyataannya KPK justru digunakan sebagai alat tukar tambah politik. Kita butuh langkah radikal untuk memulai kembali gerakan pemberantasan korupsi di Indonesia, terutama dengan pemerintahan dan parlemen yang baru," pungkas Rocky.***
Artikel Terkait
Ubedilah Ungkap Dugaan Korupsi Putra Presiden, KPK Harus Lebih Berani!
Ridwan Kamil dan Bang Yos Bahas Solusi Masalah Klasik Jakarta
Mahfud MD Tak Lagi Percaya Jokowi, Ini Sudah Lewati Batas!
Rocky Gerung Bongkar Kegelisahan Jokowi di Masa Transisi Kekuasaan
Bisakah Jokowi Pulang Kampung dengan Tenang? Adhi Prayitno: Serangan Akan Semakin Masif
Roy Suryo Ungkap Akun 'fufufafa': Benarkah Milik Gibran?