"Rakyat Jawa seharusnya marah karena sifat-sifat bengis seperti ini tidak ada dalam sistem kerajaan Jawa," katanya.
Rocky Gerung juga menyinggung upaya pemerintah dalam menahan demonstrasi yang semakin marak belakangan ini.
Menurutnya pemerintah bahkan rela mengeluarkan triliunan rupiah untuk menyewa preman guna meredam aksi-aksi protes.
"Saya tahu bahwa preman-preman paling kejam pun sekarang tahu bahwa Jokowi sudah kelewatan. Mereka enggak mau lagi dibeli. Bahkan mereka akan bergabung dengan mahasiswa yang sudah mulai bergerak," ungkap Rocky Gerung.
Baca Juga: Perbandingan Antara Brainwashing dan DSA Otak
Rocky Gerung menekankan pentingnya momentum ini untuk dikonsolidasikan oleh masyarakat sipil sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintah yang ia anggap sudah terlalu otoriter.
Ia juga menyebut Bahlil sebagai "iblis yang sedang berbuat baik" bagi demokrasi karena telah mengungkap hal yang sebenarnya dirasakan oleh rakyat.
"Ini kesempatan terbaik bagi kita untuk mengatakan bahwa cukup sudah. Momentum ini harus kita manfaatkan untuk melahirkan perubahan besar di Indonesia," pungkasnya.***
Artikel Terkait
Apabila DPR Batalkan Putusan MK, Bivitri Susanti Sebut Tindakan Ini Langgar Hukum
Jokowi Kuasai Golkar Lewat Bahlil, Yasril Ananta Tuding Munas Golkar Dihantam Isu Intervensi
Keputusan MK Terkesan Manipulatif, Saiful Mujani: Anies Jadi Korban dan Hidupkan Kaesang
Menjelang Pilkada, Ketua Umum Partai Demokrat AHY Soroti Pentingnya KPU Ikuti Keputusan MK
Sufmi Dasco Tanggapi Putusan MK, Adil bagi Sebagian Kurang Adil bagi Banyak Pihak
Kritik Pedas Zulfan Lindan: Apakah Ini Saatnya untuk Reformasi Besar dalam Politik Indonesia?