Bisnisbandung.com - Tensi perdebatan mengenai hukuman mati untuk koruptor kembali memanas.
Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengemukakan pendapatnya yang kontroversial mengenai hukuman bagi pelaku korupsi.
Ahok menolak hukuman mati dan lebih memilih agar koruptor dimiskinkan dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Baca Juga: Persib vs Persis akan bertanding pada malam ini, Laga Menentukan di Piala Presiden 2024
Dalam pandangan Ahok, hukuman mati untuk koruptor tidak akan menyelesaikan masalah secara menyeluruh.
Ia berpendapat bahwa hukuman mati justru bisa memicu tekanan ekstrem terhadap koruptor.
Sementara hukuman penjara seumur hidup akan memberi kesempatan untuk bertobat serta mengembalikan aset yang dicuri.
"Seumur hidup mungkin dia bisa bertobat, sementara hukuman mati malah tidak menyelesaikan masalah. Yang penting adalah pemiskinan," ujar Ahok yang dikutip dari youtube merdekadotcom.
Ahok juga menyebutkan bahwa hukuman mati tidak menyelesaikan persoalan secara menyeluruh dan sering kali tidak adil.
Baca Juga: 5 Cara Kamu Ampuh untuk Menghapus Masa Lalu Burukmu itu
Menurutnya sistem pengadilan yang ada saat ini tidak menjamin bahwa semua keputusan hukuman mati adalah benar.
"Contoh kasus salah orang dihukum mati karena fitnah sangat mungkin terjadi," jelasnya.
Selain itu, Ahok menekankan pentingnya penegakan hukum yang tegas, penyitaan aset secara menyeluruh, dan pembuktian terbalik untuk menanggulangi korupsi.
Ia berpendapat bahwa langkah-langkah ini jauh lebih efektif daripada sekedar menerapkan hukuman mati.
Baca Juga: TKN Prabowo-Gibran, Silfester Matutina: Anak-Anak Indonesia Tak Semua Dapat Gizi Gratis
Artikel Terkait
PDIP di Bawah Tekanan, Panda Nababan: Kisah Megawati dan Tragedi Kudatuli
Sensasi Baru Jokowi Mau Rapat Kabinet Di IKN, Rocky Gerung: Apalagi Ini Maksudnya?
Mengejutkan! Awalil Rizky: Pemerintah Sembunyikan Data Utang
Muhammadiyah Klarifikasi Isu Tambang, Azrul Tanjung: Kami Tak Pernah Meminta
Tidak Ada BBM Baru di 17 Agustus, Luhut Tegaskan Fokus pada Kualitas
Mengapa Jokowi Beri Izin Tambang ke Ormas Keagamaan? Ini Alasannya