Baca Juga: Profil Hamzah Haz Mantan Wakil Presiden RI ke-9
Seorang mantan pemimpin yang hanya memiliki pengaruh tidak lagi memiliki sumber daya untuk memaksa orang lain mengikuti kehendaknya.
Pengaruh yang dimiliki oleh seorang mantan presiden sangat bergantung pada kewibawaannya. Jika seorang mantan pemimpin memiliki pengaruh dan kewibawaan yang besar, ia masih bisa menjadi sosok penting dalam politik dan masyarakat.
Eep Saefullah Fatah menyatakan bahwa masa depan pengaruh Jokowi akan sangat bergantung pada bagaimana ia menempatkan dirinya dan bagaimana sejarah menempatkannya sebagai mantan Presiden.
Jika pengaruh dan kewibawaan Jokowi tetap kuat, ia akan menjadi tokoh penting dalam rentang waktu yang panjang. Sebaliknya, jika pengaruhnya terbatas, kemampuannya untuk mengendalikan pihak lain akan sangat terbatas pula.
Transisi kekuasaan pada 20 Oktober 2024 akan membawa perubahan signifikan bagi Jokowi. Dari seorang yang memiliki kekuasaan penuh, Jokowi akan menjadi mantan pemimpin yang hanya memiliki pengaruh.
Hilangnya kekuatan pemaksa ini akan menguji seberapa besar pengaruh dan kewibawaan yang dimiliki Jokowi setelah tidak lagi menjabat sebagai Presiden.***
Baca Juga: Cerita Bawaslu Surati Presiden, Totok Hariyono: Tegakkan UU Pemilu Demi Demokrasi Bersih
Artikel Terkait
Jokowi Ketar-Ketir Masa Depan Dinastinya, Rocky Gerung: Anies Dipastikan Dapat Tiket Pilkada Jakarta
Bila Bobby Nasution Kalah, Arief Poyuono: Bisa Guncang Kekuasaan Jokowi
Istana Presiden Sudah Selesai, Rocky Gerung: Jokowi Harus Penuhi Janjinya Segera Pindah ke IKN
Ekonomi Buru-buru Ala Jokowi, Prof. Didin: Hanya Wariskan Utang Triliunan Rupiah
Hari Kebaya Nasional, Iriana Jokowi Raih Penghargaan Ibu Bangsa
Usai Hasyim Asy'ari Dicopot, Jokowi: Proses Pemilihan Ketua KPU Baru Harus Cepat dan Transparan