Setelah Jokowi Tak lagi Berkuasa, Eep Saefullah: Hilangnya Sumber Daya atau Kekuatan Pemaksa

photo author
- Kamis, 25 Juli 2024 | 21:00 WIB
Eep Saefullah Fatah (Tangkap layar youtube keep talking)
Eep Saefullah Fatah (Tangkap layar youtube keep talking)

 

Bisnisbandung.com - Pada 20 Oktober 2024, Indonesia akan menyaksikan transisi kekuasaan ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi menyerahkan jabatannya kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto.

Momen ini juga akan menandai berakhirnya masa jabatan Wakil Presiden K.H. Ma'ruf Amin, yang akan digantikan oleh Gibran Rakabuming Raka.

Eep Saefullah Fatah, dalam video yang diunggah di channel YouTube pribadinya, mengungkapkan analisisnya mengenai dampak dari peralihan kekuasaan ini.

Baca Juga: Usai Hasyim Asy'ari Dicopot, Jokowi: Proses Pemilihan Ketua KPU Baru Harus Cepat dan Transparan

Setelah 20 Oktober 2024, Jokowi akan beralih dari seorang yang memiliki kekuasaan penuh sebagai Presiden menjadi mantan pemimpin yang bisa saja masih berpengaruh.

Eep Saefullah menekankan bahwa kekuasaan tidak bekerja seperti tanda pangkat yang dapat dilepas begitu saja.

Saat kekuasaan diserahkan, sisa-sisa atau residu kekuasaan masih akan tetap ada. Pengaruh adalah bentuk lunak dari kekuasaan yang tetap bisa dimiliki oleh seorang mantan pemimpin.

Baca Juga: 4 Cara Efektif Mempertahankan Bisnismu di Tengah Persaingan yang Ketat Untuk Pemula

Dalam ilmu politik, kekuasaan dan pengaruh memiliki perbedaan mendasar. Kekuasaan memiliki daya paksa yang memungkinkan seseorang untuk membuat orang lain mengikuti kehendaknya.

Sebaliknya, pengaruh tidak memiliki alat pemaksa tersebut, sehingga orang yang berpengaruh tidak dapat memaksa orang lain untuk tunduk.

Kekuasaan terkait erat dengan kewenangan atau otoritas yang dimiliki oleh seorang pejabat publik, yang diatur oleh undang-undang dan peraturan lainnya.

Baca Juga: Terbongkar Operasi Bendera Palsu di Olimpiade Paris 2024? Menguak Konspirasi di Balik Video Palsu yang Viral di X

“Maka salah satu bagian yang sangat penting selepas 20 Oktober adalah hilangnya sumber daya atau kekuatan pemaksa dari Jokowi dari berkuasa menjadi pengaruh,” lugas Eep Saefullah Fatah.

Setelah Jokowi tidak lagi menjabat sebagai Presiden, kekuatan pemaksa yang berasal dari kewenangan dan otoritas juga akan hilang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X