Terbongkar Operasi Bendera Palsu di Olimpiade Paris 2024? Menguak Konspirasi di Balik Video Palsu yang Viral di X

photo author
- Kamis, 25 Juli 2024 | 15:40 WIB
 Tangkapan layar X yang mengklaim ancaman serangan dari kelompok perlawanan Palestina terhadap Olimpiade Paris 2024 (twitter X/ @dana916)
Tangkapan layar X yang mengklaim ancaman serangan dari kelompok perlawanan Palestina terhadap Olimpiade Paris 2024 (twitter X/ @dana916)

Bisnisbandung.com - Sebuah video yang mengklaim ancaman serangan dari kelompok perlawanan Palestina terhadap Olimpiade Paris 2024 baru-baru ini viral di platform X.

Dalam video tersebut, seorang pria yang mengaku anggota kelompok perlawanan Palestina terlihat mengancam bahwa "sungai darah akan mengalir di jalan-jalan Paris" sebagai balasan atas dukungan Prancis terhadap Israel dan partisipasi atlet Israel di Olimpiade.

Video ini menunjukkan pria berwajah tertutup selendang berdiri di depan dinding abu-abu, memegang kepala manekin yang dipenggal dengan cat merah.

Namun, pejabat Hamas segera membantah keaslian video tersebut.

Baca Juga: Mahkamah Internasional Melabeli Pendudukan Israel di Palestina Adalah Pendudukan Ilegal

Mereka menyebut video itu sebagai pemalsuan yang dimaksudkan untuk menanamkan rasa takut di Barat terhadap Islam.

Banyak pihak juga meragukan kebenaran video ini, termasuk salah satu akun di X, @dana916, yang menyatakan bahwa video tersebut jelas bukan buatan Hamas.

"Tidak ada yang asli dari video itu," tulis @dana916, menekankan bahwa latar belakang, seragam, dan terutama kepala boneka yang diangkat di akhir video sangat menghina dan merupakan stereotip dari produksi video barat yang dimaksudkan untuk menggambarkan 'teroris Islam'.

Selain itu, akun @GeromanAT juga menyebutkan bahwa ada kemungkinan Israel sedang mempersiapkan serangan bendera palsu di Paris.

Baca Juga: Prabowo Subianto: Indonesia Berkomitmen Mendukung Kemerdekaan Palestina dan Gencatan Senjata di Gaza

Sementara akun @Byoussef menyoroti sejarah panjang Israel dalam operasi bendera palsu, mengingatkan publik akan 'Lavon Affair' yang terjadi di Mesir sebagai contoh dari operasi semacam itu.

Di tengah kontroversi ini, para peneliti dari Microsoft mengungkapkan bahwa video tersebut kemungkinan dibuat oleh kelompok Storm-1516, cabang dari Internet Research Agency asal Rusia.

Kelompok ini diduga terlibat dalam penyebaran disinformasi untuk mempengaruhi opini publik dan meningkatkan ketegangan politik di berbagai negara.

Dalam situasi yang semakin kompleks ini, penting bagi masyarakat untuk tetap kritis terhadap informasi yang beredar dan mengandalkan sumber-sumber terpercaya untuk mendapatkan berita yang akurat dan tidak bias.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X