Bisnisbandung.com - Presiden Jokowi menyoroti ancaman serius perubahan iklim yang tengah mengancam bumi.
Hal itu diungkapkan Jokowi dalam rapat koordinasi nasional pengendalian inflasi dan tim pengendalian inflasi daerah Award di Istana Negara, Jumat (14/6/2024).
Dalam rapat tersebut, Jokowi mengutip pernyataan Sekjen PBB Antonio Guterres yang menyatakan bahwa dunia sedang menuju "neraka iklim".
Baca Juga: Catatan Lengkap Jadwal, Hasil dan Klasemen Euro 2024
Jokowi memperingatkan bahwa suhu bumi yang terus memanas mengancam dengan kekeringan yang bisa berakibat fatal.
"Dunia dalam 12 bulan terakhir menduduki peringkat terpanas dalam catatan sejarah," kata Jokowi yang dikutip dari youtube kompas.
Jokowi menekankan "Ancaman perubahan iklim terhadap bumi kini sudah di depan mata."
Menurutnya, dalam lima tahun ke depan suhu akan mencapai rekor tertinggi yang akan berdampak pada panen komoditas utama dan pangan unggulan.
Baca Juga: Geger! Said Didu Sebut Negara Ini Secara Akuntansi Sudah Bangkrut: Siap-siap Aja Harga akan Naik
"Semua sudah mendengar warning dari Sekjen PBB bahwa dunia menuju pada neraka iklim. Kejala tersebut sudah terlihat dalam satu tahun terakhir," ujarnya.
Jokowi memberikan contoh beberapa negara yang mengalami gelombang panas ekstrem.
"India mengalami suhu panas hingga 50 derajat, Myanmar mencapai 45,8 derajat. Suhu panas ini berpotensi membuat gagal panen karena kekeringan," jelas mantan Walikota Solo itu.
Lebih lanjut, Jokowi mengingatkan bahwa kekeringan bisa membuat sekitar 50 juta petani kekurangan air, yang pada akhirnya berdampak pada stok pangan nasional.
"Kalau orang panas, mungkin bisa masuk ke rumah berteduh. Tapi urusan pangan, hati-hati," tegasnya.
Baca Juga: Tips Menggunakan Google Maps untuk Liburan Musim Semi
Artikel Terkait
Rocky Gerung: Hasto Kristiyanto Jadi Alat Tawar Politik Jokowi
Tak Perlu Izin Jokowi untuk Pilkada Jakarta, Kaesang: Saya Ketua Umum
Isu Reshuffle Kabinet Jokowi, Budi Arie Ketua Projo Sebut Masih Bisa Berubah
Mahfud MD Tantang Jokowi, "Kalau Mau Karut-Marut Hukum Bisa Beres"
Hasto Sudah Tahu Dirinya Jadi Target, Deddy Sitorus Ungkap Indikasi Politisasi
Pembagian Buku Kontroversial, Gibran Minta Maaf atas Penggunaan Gambar Jan Ethes