Bisnisbandung.com - Rocky Gerung pengamat politik kontroversial kembali mengingatkan pentingnya pemikiran intelektual dalam kepemimpinan politik di Indonesia.
Menurut Rocky Gerung solusi atas berbagai masalah bangsa tidak dapat ditemukan dari dalam sistem yang korup.
Rocky Gerung percaya bahwa hanya dengan protes radikal dan tekanan terus-menerus, pemerintah bisa diubah.
Baca Juga: Qualcomm Memperkenalkan Snapdragon X Elite dan Snapdragon X Plus: Apple, Intel, dan AMD Ketar-Ketir?
Rocky Gerung mengkritik keras kepemimpinan saat ini yang dianggapnya gagal mempertahankan nilai-nilai intelektual dan moral yang dulu diusung oleh Bung Karno.
Rocky Gerung menyoroti proyek-proyek infrastruktur seperti flyover yang menurutnya hanya menutupi kemiskinan dan ketidakadilan.
Berbeda dengan "jembatan pemikiran dan kebudayaan" yang dibangun oleh Bung Karno.
Dikutip dari youtube pribadinya, Rocky Gerung mengatakan "Bayangkan, Bung Karno membangun jembatan pemikiran yang menghubungkan Asia dan Afrika."
"Sementara sekarang kita hanya melihat jembatan fisik yang menutupi realitas sosial," kata Rocky Gerung.
Baca Juga: Mengenal Calon Presiden Iran Pengganti Ebrahim Raisi, Siapa Sosok yang Bakal Memimpin Iran?
Rocky Gerung menekankan pentingnya tuntunan intelektual dalam kepemimpinan.
Ia mengungkapkan kekecewaannya terhadap generasi muda yang kehilangan harapan akibat kebijakan jangka pendek dan kurangnya pemikiran mendalam dari pemimpin saat ini.
"Kepemimpinan memerlukan tuntunan intelektual. Tanpa itu, kita hanya akan bergerak tanpa arah," ujarnya.
Baca Juga: Mengenal Calon Presiden Iran Pengganti Ebrahim Raisi, Siapa Sosok yang Bakal Memimpin Iran?
Artikel Terkait
Strategi PKB Menuju Pilkada Jakarta, Mengusung Anies Baswedan atau Tetap Setia pada Ida Fauziah?
Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto Sindir Bobby Nasution Gabung Gerindra
PDI-P Akui Kepemimpinan Ahok, Tapi Belum Bahas Pencalonan di Pilkada 2024
Mardiono: Ada 'Sistem' yang Halangi PPP di Ambang Batas Parlemen
PDI-P Sudah Nasdem Belum, Strategi Khofifah Bangun Dukungan Politik
Gagasan Prabowo soal Pembentukan Badan Penerimaan Negara, JK Setuju?