Operasi-operasi politik dan ekonomi dari para oligarki dapat menjadi hambatan besar bagi Anies dalam merealisasikan agenda politiknya.
Rocky Gerung menekankan "Yang paling mungkin dia kembali ke jadi Gubernur DKI dan kalau bahkan dipilih secara aklamasi mungkin dia menang hari ini tetapi ada kalkulasi lain bahwa kalau Anies kalah apa yang terjadi pada dia kan itu intinya."
"Potensi Anies jadi gubernur itu membawa dia punya tiket awal untuk ke-29 dan itu artinya persaingan dengan Gibran," tambahnya.
Baca Juga: Inovasi Portal Antar Kota yang Menyatukan New York dan Dublin secara Virtual
Meskipun demikian, kembalinya Anies Baswedan ke Jakarta juga menjadi momentum bagi perubahan politik.
Kehadirannya dapat membawa perubahan signifikan dalam dinamika politik ibu kota, serta menantang hegemoni oligarki yang selama ini merajai Jakarta.
Kembalinya Anies Baswedan ke Jakarta tidak hanya menjadi ancaman bagi oligarki, tetapi juga menjadi sebuah strategi politik yang menarik untuk diamati.
"Jadi kalau Anies kembali ke Jakarta itu artinya politik Anies itu akan kembali seperti politik 5 tahun sebelumnya ketika dia jadi Gubernur Jakarta yang menghalangi operasi berlebihan dari yang disebut oligarki dan kebijakan yang lebih banyak pro rakyat bagaimanapun Anies memimpin Jakarta itu beda dengan Ahok," tutup Rocky Gerung.***
Artikel Terkait
Pesan Rocky Gerung di Tengah Ketegangan Prabowo dan PDIP
Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto Beberkan Alasan Menolak Revisi Undang-Undang Kementerian Negara
PDI-P Tugasi Ganjar Pranowo untuk Memenangkan Pilkada Serentak 2024
Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri Bungkam Saat Ditanya Soal Politik di Galeri Nasional
Syaiful Huda: PKB Akan Bentuk Poros Lawan Ridwan Kamil di Pilkada Jabar 2024
Sekjen PDI-P Hasto Tegaskan Megawati Soekarnoputri Cermati Wacana Presidential Club Prabowo