Keputusan partai-partai ini juga menyoroti peran media dalam memberikan perspektif yang lebih luas kepada publik.
Rocky Gerung menekankan "Gejala politik kita tidak pernah final siapa yang sebetulnya akan berupaya untuk jadi oposisi siapa yang harusnya percaya diri."
"Tema Gerindra adalah merangkul semua kan itu juga konyol ngapain Mesti merangkul semua," tambahnya.
Semua ini menunjukkan bahwa politik Indonesia masih dalam tahap pembelajaran.
Baca Juga: TikTok di Amerika: Antara Penjualan dan Pemblokiran, Langkah Kontroversial Biden
Rocky Gerung menegaskan "Ngapain ada Pemilu kalau akhirnya tidak jelas, yang menang masih mau merangkul yang kalah tapi yang kalah juga mau dirangkul, ya kalau begitu dari awal aja bagi bagi-bagi kursi tanpa Pemilu."
"Jadi sebetulnya orang melihat politik itu di dalam upaya untuk menghasilkan kontras kebijakan menghasilkan duel paradigma itu kan enggak terjadi itu jadi tetap orang anggap buat apa ada kompetisi itu padahal kompetisi itu justru yang menghidupkan demokrasi," tutup Rocky Gerung.
Bagaimana pun, partisipasi publik dalam menyuarakan keinginan dan meninjau tindakan politik sangat penting untuk menjaga kualitas demokrasi.***
Artikel Terkait
Sekjen PKS Aboe Bakar Tegaskan: PKS Menolak Anies, Kader Lebih Diutamakan dalam Pilgub Jakarta
PSI Resmi Buka Pendaftaran Peserta Pilkada 2024, Siapakah Calon yang Berpotensi?
Ray Rangkuti: Nasdem Tak Konsisten dengan Narasi Perubahan Jika Dukung Pemerintahan Prabowo
Misteri Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep di Pilkada 2024, Bersiap atau Menunggu?
Menkeu Sri Mulyani Jelaskan Peningkatan Belanja Bansos, Penjelasan Konsisten di MK
Otto Hasibuan Ungkap Tuduhan Ijazah Palsu dan Dinasti Politik terhadap Jokowi