Bisnisbandung.com - Calon Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan mendapatkan pertanyaan terkait impor ponsel yang mencapai angka fantastis, diperkirakan mencapai 30 triliun pada tahun 2023.
Dalam sesi debat capres, Anies Baswedan membeberkan langkah strategisnya untuk membangun kedaulatan manufaktur telekomunikasi dan teknologi informasi di Indonesia.
Dalam tanggapannya, Anies menggarisbawahi pesatnya kemajuan dalam sistem telekomunikasi dan teknologi informasi.
Selain itu Anies menekankan perlunya peningkatan kualitas manusia dan inovasi di sektor tersebut.
Dikutip dari youtube tvone, Anies mengatakan "Indonesia tidak boleh ketinggalan dalam perkembangan teknologi".
Anies Baswedan menyoroti dua poin strategis utama. Pertama, mengadopsi pendekatan alih teknologi dengan memanggil pakar dalam rangka meningkatkan inovasi.
Kedua, memprioritaskan investasi dalam bentuk investasi padat karya, didukung dengan reformasi birokrasi dan pemberantasan korupsi.
Baca Juga: Yuk Kenali Beragam Penyakit Autoimun, Simak Bagaimana Kita Mencegahnya
"Investasi ini tidak hanya akan membangun industri, tetapi juga menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lokal," ungkapnya.
Calon presiden ini juga menegaskan tiga aspek fundamental yang menjadi prioritasnya, yaitu akses, kecepatan, dan keamanan.
Dengan memastikan infrastruktur yang mendukung ketiga aspek ini, Anies berharap Indonesia dapat bersiap untuk menjadi pemain utama dalam industri teknologi informasi.
Perlindungan hak intelektual juga menjadi fokus dalam strategi Anies Baswedan.
Artikel Terkait
Mahfud MD di HUT Partai Hanura, Perjuangan untuk Keadilan Hukum dan Kesejahteraan Petani
Ganjar Pranowo: KTP Sakti Inovasi Terkini dalam Pendataan Disabilitas
Solusi Cerdas Anies Baswedan Hadapi Krisis Dokter di Indonesia
Menuju Istana, Pidato Penutup Anies Baswedan saat Debat Capres Pamungkas
Menghindari Kekecewaan Masa Lalu, Ganjar Pranowo Garis Tiga Janji Transformasi Bangsa
Ganjar Pranowo: Mencegah Stunting Harus Dimulai dari Dini, Bukan Sekadar Pemberian Makanan