Bisnisbandung.com - Dalam kampanye di Sumatera Utara capres Prabowo menarik perhatian dengan merujuk pada kisah Malin Kundang.
Prabowo dengan tegas menyatakan sebagai kelanjutan dari tim Jokowi, tanpa rasa malu, mengajak rakyat untuk mengakui kebenaran.
Dikutip dari youtube kompas, Prabowo menyerukan keberanian warga Indonesia untuk berbicara jujur, menghormati dan menghargai pemimpin mereka.
Baca Juga: Korea Selatan resmi melarang perdagangan Anjing, Bagaimana dengan Indonesia?
Prabowo berpesan "Untuk tidak menjadi seperti Malin Kundang, di mana kebaikan dibalas dengan pengkhianatan,".
Sebuah peringatan keras agar kita tidak merespon jerih payah pemimpin dengan kedengkian.
Lebih lanjut, Prabowo membangkitkan rasa syukur atas pemimpin-pemimpin yang telah menjaga Republik Indonesia dari konflik dan peperangan.
Dia menggarisbawahi pentingnya menghormati dan menghargai para pemimpin yang telah bekerja untuk kesejahteraan rakyat dan menjaga kestabilan negara.
Baca Juga: Sungguh mengkhawatirkan, Indonesia menjadi negara pengguna Vape terbanyak di dunia
"Kita harus hormati semua pemimpin kita, semua pendahulu kita, mereka pasti," tegas Prabowo.
Pernyataannya mengajak masyarakat untuk tidak melupakan jasa-jasa pemimpin sebelumnya, yang selama puluhan tahun telah menjaga Indonesia dari bencana perang yang tengah melanda banyak negara di dunia.
Prabowo mengingatkan kita, bahwa begitu banyak negara yang terjerumus dalam konflik dan kerusuhan.
Prabowo mencontohkan Mulai dari Ukraina, Libya, Sudan, Yaman, Somalia, Mali, Chad, Afghanistan, Iraq, Suriah, hingga Gaza dan Libanon.
Baca Juga: Dalam 1 Tahun, Opening Chainsaw Man Mampu Tembus 100 Juta Penonton di YouTube
Artikel Terkait
Baca Data, Bukan Emosi! Sri Mulyani Beri Arahan Jelang Pemilu
JK Ungkap Sejarah Perolehan Lahan Prabowo di Kaltim
M Lutfi Ungkap Pandangannya terkait Debat Anggaran dan Pembelian Alutsista Bekas
Pesan Kapolri Jelang Pilpres, Cari Pemimpin Berkarakter
Anas Urbaningrum Bantah Keterlibatan di Kasus Hambalang, Keyakinan Lahir Batin Tidak Ada Urusan
Kritik Rhenald Kasali Terhadap Hilirisasi, Berbuah Kesejahteraan atau Kemiskinan?