Bisnisbandung.com - Bunyi gergaji mesin yang bergemuruh membuat pohon-pohon tumbang ke tanah, penebangan hutan terjadi oleh pria-pria telanjang dada dengan menebas cabang-cabang di samping jalan berlumpur. Orang lain mengangkat batang kayu ke truk, di mana mereka diikat dengan kawat.
Pekerjaan serupa dilakukan di sisi lain jalan, dengan truk penuh kayu mengeluarkan asap hitam pekat saat bergerak menjauh. Penebangan hutan terjadi beberapa mil di dalam zona konservasi Hutan Lindungan Omo di selatan Nigeria.
Sebuah area yang dilindungi di mana penebangan hutan dilarang karena menjadi rumah bagi spesies terancam seperti gajah Afrika, trenggiling, dan monyet berleher putih. Tetapi para penjaga hutan, melihat ketidakberesan ini, ragu untuk bertindak.
Baca Juga: Alasan Kenapa Orang Suka Sebarkan Cerita Bohong, Penting Diketahui!
"Kami melihat orang-orang yang kami tangkap dan serahkan kepada pemerintah kembali ke hutan, dan mereka menjadi semakin berani," kata penjaga hutan Sunday Abiodun kepada The Associated Press selama perjalanan baru-baru ini ke kawasan tersebut.
Para konservasionis mengatakan bahwa wilayah luar Hutan Lindungan Omo, di mana penjarahan hutan diperbolehkan, sudah ditebang. Saat pohon-pohon semakin langka, para penebang kayu menuju ke dalam area konservasi seluas 550 kilometer persegi ini, yang juga terancam oleh pertanian kakao yang tak terkendali dan perburuan liar.
Para konservasionis dan penjaga hutan menyalahkan pemerintah karena tidak menegakkan peraturan lingkungan atau menanamkan kembali pohon dengan memadai, yang menghambat janji Nigeria di bawah perjanjian iklim Paris untuk menjaga tempat seperti hutan.
Pemerintah negara bagian Ogun di barat daya Nigeria, yang memiliki hutan lindungan ini, membantah tidak menjalankan peraturan. Dalam sebuah pernyataan, mereka mengatakan bahwa mereka menanam lebih banyak pohon daripada yang ditebang.
Baca Juga: BNPB Ungkap Dampak Gempa Bumi di Bantul Yogyakarta
Namun, para penjaga hutan dan mereka yang mengolah kayu membantah klaim tersebut, dengan bersikeras bahwa pohon-pohon sedang menghilang. Penebang kayu mendapatkan izin tahunan dari pemerintah untuk menebang pohon-pohon hingga area yang ditetapkan benar-benar ditebangi habis.
Kemudian mereka dapat mengajukan permohonan untuk bagian baru. Mereka mengatakan bahwa biaya izin sebesar 2 juta naira (Rp. 40.273.374,12) dimaksudkan untuk mencover biaya pemerintah dalam menanamkan kembali pohon, tetapi hal ini jarang terjadi.
"Pemerintah tidak menanamkan kembali," kata Owolabi Oguntimehin, seorang penebang kayu di Ijebu, sebuah kota terdekat yang memiliki lebih dari 50 perusahaan penebangan kayu yang mengandalkan hutan lindungan ini. "Tidak menjadi tanggung jawab kami untuk menanamkan kembali karena pemerintah mengambil biaya dari kami."
Selain masalah penanaman kembali, pihak berwenang tidak menegakkan standar pengambilan pohon, bahkan ketika penebang kayu mendapatkan izin, menurut penjaga hutan yang dipekerjakan oleh pemerintah negara bagian.
Joseph Olaonipekun, seorang penjaga, mengatakan bahwa pejabat dari departemen kehutanan negara bagian Ogun dulunya menandai pohon-pohon yang boleh ditebang dan memastikan penegakan "ketat" untuk mencegah pohon-pohon lain diambil. Tetapi hal itu tidak lagi dilakukan.
Artikel Terkait
Untuk Meraih Sukses, Berikut Cara Cerdas Dalam Menyelesaikan Masalah
Fakta Kebakaran Hebat di Sungai Pinyuh Kalimantan Barat
KPK Lakukan Pencegahan ke Luar Negeri Terhadap Tiga Orang Terkait Dugaan Korupsi Basarnas
10 Manfaat Mengkonsumsi Jambu Biji Untuk Kesehatan
Evakuasi Akibat Kebakaran Hutan Berakhir Di British Columbia, Namun Mengancam Masyarakat Di Bagian Urara
Kebakaran Hutan Yang Terus Menerus Membuat Yunani Mencapai Batas Maksimal Pemadam Kebakaran, Ini Dia Alasannya